Istilah keuangan

15 Istilah dalam Keuangan yang Wajib Kamu Tahu untuk Meningkatkan Literasi Finansial

Pernahkah kamu merasa bingung saat membaca artikel tentang investasi? Diskusi soal pengelolaan uang terasa rumit? Terminologi seperti “cash flow“, “likuiditas”, atau “depresiasi” kerap muncul tapi maknanya masih terasa asing di telinga.

Memahami konsep finansial dasar bukan sekadar untuk terdengar pintar dalam percakapan. Ini adalah langkah awal mencapai kebebasan finansial. Keputusan lebih cerdas soal uang dimulai dari pemahaman terminologi dasarnya.

Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 dari OJK bersama BPS, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 65,43 persen. Masih banyak orang belum sepenuhnya memahami konsep dasar pengelolaan uang. Padahal, menurut data GoodStats 2024, 7 dari 10 orang Indonesia tidak menabung secara rutin.

Simak penjelasan lengkap tentang istilah keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari konsep paling dasar hingga lebih kompleks. Semua dijelaskan dengan bahasa mudah dipahami. Yuk, tingkatkan literasi finansialmu kemudian mulai kelola uang dengan lebih percaya diri!

Baca juga: 16 Istilah Dalam Kartu Kredit yang Harus Dipahami

Mengapa Memahami Konsep Finansial Itu Penting?

Sebelum masuk ke daftar terminologi finansial, mari kita pahami dulu kenapa ini penting. Bayangkan kamu sedang merencanakan untuk membeli rumah pertama. Atau mungkin memulai bisnis kecil-kecilan. Tanpa pemahaman baik soal konsep dasar, keputusan finansial bisa meleset. Contohnya? Memilih pinjaman dengan bunga tinggi. Mengabaikan pentingnya dana darurat. Investasi tanpa pertimbangan matang.

Data SNLIK 2024 menunjukkan kelompok usia 26-35 tahun memiliki indeks literasi keuangan tertinggi yakni 74,82 persen. Kelompok usia 36-50 tahun di posisi kedua, 71,72 persen. Sementara kelompok usia 15-17 tahun plus 51-79 tahun memiliki indeks terendah. Ini menunjukkan pentingnya edukasi finansial sejak dini. Keputusan tepat di setiap fase kehidupan dimulai dari literasi kuat.

Memahami terminologi finansial membuka banyak kemudahan. Membuat anggaran bulanan? Lebih mudah. Memilih produk investasi tepat? Lebih percaya diri. Memahami laporan keuangan perusahaan tempat kamu bekerja? Tidak lagi rumit. Ini bukan sekadar pengetahuan teoritis. Ini keterampilan praktis untuk meraih tujuan finansialmu.

Istilah keuangan
Sumber gambar: Freepik

15 Istilah Keuangan yang Harus Kamu Ketahui

1. Pendapatan (Income)

Pendapatan adalah jumlah uang masuk dalam periode tertentu. Konsep finansial ini terbagi dua jenis: aktif atau pasif.

Pendapatan aktif? Berasal dari gaji bulanan. Hasil penjualan. Komisi. Bonus. Semua membutuhkan keterlibatan langsung dari kamu. Kerja aktif menghasilkan uang aktif.

Pendapatan pasif berbeda. Uang sewa properti terus masuk meski kamu sedang liburan. Dividen investasi mengalir rutin tanpa kamu harus bekerja aktif setiap hari. Bunga deposito tumbuh sendiri. Royalti karya terus berjalan.

Perbedaan kedua jenis pendapatan ini penting untuk strategi finansial jangka panjang. Semakin banyak sumber pendapatan pasif, semakin dekat kamu dengan kebebasan finansial. Target ideal? Pendapatan pasif bisa menutup biaya hidup bulanan.

Baca juga: 9 Ide Passive Income Modal Kecil

2. Pengeluaran (Expense)

Pengeluaran merujuk pada uang keluar dari kantongmu untuk berbagai keperluan. Ada dua kategori utama: tetap atau variabel.

Pengeluaran tetap? Biaya rutin bulanan. Cicilan rumah jumlahnya konsisten. Tagihan listrik relatif stabil. Asuransi tidak berubah-ubah. Biaya sekolah anak sudah pasti. Ini semua harus dibayar setiap bulan tanpa bisa dihindari.

Pengeluaran variabel lebih fleksibel. Belanja hiburan bisa dikurangi. Makan di luar tidak wajib setiap hari. Shopping bisa ditunda. Traveling bisa disesuaikan budget. Area ini punya ruang untuk kontrol lebih ketat.

Mengenali perbedaan keduanya penting untuk budgeting. Budget lebih realistis jika kamu tahu mana pos tetap, mana pos fleksibel. Area pengeluaran mana bisa dikurangi saat kondisi keuangan mendesak? Pengeluaran variabel jawabannya.

cara mengatur pengeluaran bulanan
Sumber gambar: Freepik

3. Aset (Asset)

Aset mencakup semua kepemilikanmu bernilai ekonomis. Uang tunai di rekening bank? Aset. Properti seperti rumah atau tanah? Aset. Kendaraan? Termasuk aset. Perhiasan emas? Juga aset. Saham, obligasi, cryptocurrency? Semuanya aset.

Potensi keuntungan masa depan membedakan aset dari sekadar barang. Aset bisa menghasilkan profit. Entah melalui kenaikan nilai, entah melalui pendapatan pasif. Rumah bisa disewakan. Saham bisa naik harga. Deposito menghasilkan bunga.

Laporan keuangan membagi aset menjadi dua kategori. Aset lancar mudah dicairkan dalam waktu kurang dari setahun. Tabungan, deposito jangka pendek, reksadana pasar uang masuk kategori ini. Aset tetap untuk jangka panjang. Properti, mesin pabrik, peralatan bisnis termasuk di sini.

Komposisi asetmu menentukan kesehatan finansial. Portfolio seimbang? Likuiditas terjaga. Investasi jangka panjang? Return lebih optimal. Perencanaan keuangan matang dimulai dari memahami aset apa saja kamu punya.

Baca juga: Tips Perencanaan Keuangan untuk Usia 20-an

4. Liabilitas (Liability)

Liabilitas adalah kewajiban finansial harus dibayar kepada pihak lain dalam periode tertentu. Pinjaman bank? Liabilitas. Cicilan kartu kredit? Termasuk liabilitas. Utang dagang untuk bisnis? Juga liabilitas. Tagihan pajak belum dilunasi? Masuk kategori ini.

Mengelola liabilitas butuh kehati-hatian. Kesehatan finansialmu dipengaruhi langsung oleh seberapa baik kamu mengelola utang. Terlalu banyak liabilitas? Beban finansial membengkak. Cash flow terganggu. Stress meningkat.

Penting memantau rasio antara aset versus liabilitas. Liabilitas terlalu tinggi dibandingkan aset? Kondisi keuangan tidak sehat. Potensi gagal bayar meningkat. Skor kredit bisa turun. Akses pinjaman masa depan terhambat.

Prinsip sehat? Jaga liabilitas tetap terkendali. Tidak melebihi kemampuan bayar. Utang produktif untuk aset menghasilkan? Oke. Utang konsumtif untuk gaya hidup? Hati-hati. Prioritaskan pelunasan utang berbunga tinggi lebih dulu.

cara kelola limit kartu kredit
Sumber gambar: Freepik

5. Ekuitas (Equity)

Ekuitas merupakan hak kepemilikan atas aset setelah dikurangi seluruh liabilitas. Nilai bersih kekayaan sebenarnya ada di sini. Rumusnya sederhana: Ekuitas = Aset – Liabilitas.

Contoh konkret? Rumah senilai Rp1 miliar. Sisa KPR Rp400 juta. Ekuitas properti kamu? Rp600 juta. Ini nilai kepemilikan riilmu setelah utang diperhitungkan.

Konteks bisnis? Ekuitas mencerminkan modal pemilik atau pemegang saham. Besarnya ekuitas menunjukkan kekuatan posisi finansial. Ekuitas besar? Posisi finansial kuat. Ekuitas kecil bahkan negatif? Ada masalah serius perlu diperbaiki.

Ekuitas menjadi indikator kemajuan keuangan dari waktu ke waktu. Tracking ekuitas bulanan atau tahunan? Kamu bisa melihat apakah kekayaan bersih bertumbuh atau menyusut. Growing equity berarti kamu on track mencapai tujuan finansial.

Baca juga: Wealth Management: Pengertian, Tujuan, dan Manfaatnya

6. Cash Flow (Arus Kas)

Cash flow adalah pergerakan uang masuk keluar dari rekening atau dompetmu dalam periode tertentu. Konsep ini vital untuk memantau kesehatan finansial pribadi maupun bisnis.

Cash flow positif? Pendapatan lebih besar dari pengeluaran. Kondisi ideal. Ada sisa uang untuk ditabung. Investasi bisa dilakukan. Dana darurat terbangun. Financial goals tercapai lebih cepat.

Cash flow negatif? Pengeluaran melebihi pendapatan. Ini red flag. Tabungan terkuras. Utang menumpuk. Stress finansial meningkat. Perlu evaluasi segera.

Mengelola cash flow dengan baik berarti selalu ada cukup uang untuk kebutuhan rutin. Tagihan dibayar tepat waktu. Investasi berjalan konsisten. Dana darurat aman. Banyak orang punya pendapatan besar tapi tetap kesulitan finansial. Kenapa? Cash flow management buruk.

Cash Flow adalah
Sumber gambar: Freepik

7. Likuiditas (Liquidity)

Likuiditas mengacu pada kemampuan mengubah aset menjadi uang tunai dengan cepat tanpa kehilangan nilai signifikan. Seberapa mudah kamu bisa akses dana saat butuh mendesak? Likuiditas jawabannya.

Uang tunai? Paling likuid. Tabungan? Sangat likuid. Deposito jangka pendek? Cukup likuid. Saham blue chip? Lumayan likuid. Properti? Likuiditas rendah. Tanah? Butuh waktu lama jual cepat tanpa rugi.

Konteks keuangan pribadi? Likuiditas bisa diartikan sebagai perbandingan antara aset lancar versus pengeluaran bulanan. Berapa bulan biaya hidup bisa ditutup dari aset likuid? Tiga bulan? Enam bulan? Dua belas bulan?

Idealnya punya aset likuid cukup untuk menutupi minimal 3-6 bulan pengeluaran sebagai dana darurat. Kondisi darurat datang tiba-tiba. PHK. Sakit. Kerusakan mendadak. Tanpa likuiditas memadai? Terpaksa jual aset jangka panjang rugi. Atau berutang dengan bunga tinggi.

Baca juga: 10 Fungsi Kartu Kredit: Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Kartu Kredit

8. Inflasi (Inflation)

Inflasi adalah kondisi meningkatnya harga barang jasa secara umum dalam periode tertentu. Akibatnya? Daya beli uang menurun. Uang Rp100.000 hari ini tidak akan membeli barang sama setahun kemudian.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, inflasi Indonesia sepanjang 2024 tercatat 1,57 persen (year-on-year). Angka ini terjaga dalam rentang sasaran Bank Indonesia 2,5 persen ± 1 persen. Tergolong rendah stabil.

Meski inflasi Indonesia relatif rendah, memahami dampaknya tetap penting. Perencanaan finansial jangka panjang harus memperhitungkan inflasi. Menyimpan uang di bawah bantal? Nilai tergerus. Tabungan dengan bunga rendah? Sama saja rugi. Real return negatif.

Solusinya? Instrumen investasi memberikan return di atas tingkat inflasi. Saham historis beat inflation. Properti cenderung naik mengikuti inflasi. Emas traditional hedge against inflation. Reksadana saham atau campuran? Opsi bagus untuk retail investors.

Pengertian low Budget artinya
Sumber gambar: Freepik

9. Depresiasi (Depreciation)

Depresiasi adalah penurunan nilai aset seiring berjalannya waktu. Aset tetap seperti kendaraan, elektronik, peralatan mengalami ini. Dipakai terus-menerus? Nilai turun. Teknologi baru muncul? Barang lama kalah menarik. Kondisi fisik menurun? Harga jual merosot.

Menurut riset pasar otomotif Indonesia, mobil baru umumnya mengalami depresiasi sekitar 15-20 persen pada tahun pertama setelah keluar dari dealer. Keluar dari showroom 5 menit? Mobil sudah jadi “bekas”. Nilai langsung potong puluhan juta. Tahun kedua ketiga? Depresiasi berlanjut 8-10% per tahun.

Akuntansi bisnis mencatat depresiasi sebagai biaya penyusutan. Nilai aset di laporan keuangan berkurang sistematis. Umur ekonomis habis? Nilai buku jadi nol atau nilai residu.

Memahami konsep ini penting agar tidak keliru menilai kekayaan bersih. Mobil dibeli Rp300 juta tiga tahun lalu bukan berarti masih worth segitu. Real value mungkin tinggal Rp200 juta. Keputusan pembelian aset? Pertimbangkan depresiasi. Beberapa aset depreciate cepat, beberapa lebih lambat.

Baca juga: Bunga Kartu Kredit: Pengertian, Besaran & Cara Menghitung

10. Bunga (Interest Rate)

Bunga adalah biaya harus dibayar untuk meminjam uang. Atau keuntungan diperoleh dari menyimpan uang di bank. Istilah keuangan ini terbagi dua: bunga sederhana versus bunga majemuk.

Bunga sederhana? Dihitung hanya dari pokok pinjaman. Pinjam Rp10 juta bunga 10% per tahun? Bayar Rp1 juta bunga setiap tahun. Simple straightforward.

Bunga majemuk berbeda. Dihitung dari pokok plus bunga sudah terkumpul. Periode pertama? Sama seperti bunga sederhana. Periode kedua? Bunga dihitung dari pokok plus bunga periode pertama. Terus bergulir. Efek compounding powerful!

Bunga majemuk jadi teman terbaik dalam investasi. Uang bertumbuh eksponensial bukan linear. Albert Einstein pernah bilang compound interest is the eighth wonder of the world. Benar adanya. Investasi jangka panjang dengan compound return? Wealth building on steroids.

Sebaliknya? Bunga majemuk pada kartu kredit jadi mimpi buruk. Minimum payment terus? Utang menggulung. Bunga dikenakan atas bunga. Total utang membengkak cepat. Bayar tepat waktu penuh always!

Cara Menghitung Bunga Bank
Sumber gambar: Freepik

11. Margin Laba (Profit Margin)

Margin laba adalah persentase keuntungan diperoleh dari penjualan setelah dikurangi biaya. Indikator ini menunjukkan seberapa efisien bisnis menghasilkan profit. Margin tinggi? Bisnis efisien. Margin rendah? Perlu evaluasi operasional.

Ada dua jenis margin laba. Margin laba kotor (gross profit margin) hanya mengurangi biaya produksi dari revenue. Belum termasuk operasional, marketing, overhead. Margin laba bersih (net profit margin) sudah mengurangi semua biaya termasuk operasional, bunga utang, pajak. Ini the real deal.

Contoh? Perusahaan revenue Rp100 juta. Biaya produksi Rp60 juta. Gross profit Rp40 juta. Gross margin 40%. Setelah potong operasional Rp20 juta, pajak Rp5 juta. Net profit Rp15 juta. Net margin 15%.

Memahami margin laba membantu evaluasi kesehatan bisnis. Investasi saham? Pilih perusahaan dengan margin konsisten tinggi. Biasanya punya competitive advantage kuat. Pricing power bagus. Efisiensi operasional superior. Long-term winners often have strong margins.

Baca juga: Low Budget: Definisi, Manfaat, dan Cara Mengelola

12. Anggaran (Budget)

Anggaran adalah rencana keuangan menetapkan berapa uang akan dibelanjakan untuk berbagai kategori dalam periode tertentu. Fondasi pengelolaan uang sukses ada di sini. Tanpa budget? Uang mengalir tanpa arah. Akhir bulan bingung kemana larinya gaji.

Dengan membuat anggaran, alokasi pendapatan jadi terstruktur. Kebutuhan pokok tertutup. Keinginan tersalurkan proporsional. Tabungan berjalan konsisten. Investasi tidak terlupakan. Financial goals achievable.

Metode populer? 50/30/20 rule. Lima puluh persen pendapatan untuk kebutuhan. Tiga puluh persen untuk keinginan. Dua puluh persen untuk tabungan plus investasi. Simple effective sebagai starting point.

Kamu bisa sesuaikan persentase ini dengan kondisi finansial masing-masing. Single income household dengan tanggungan banyak? Alokasi kebutuhan mungkin lebih besar. High income earner? Bisa alokasi saving investment lebih dari 20%. Flexibility is key, asal terencana.

Jenis-jenis investasi

13. ROI (Return on Investment)

ROI adalah rasio mengukur keuntungan atau kerugian dari investasi dibandingkan dengan jumlah uang diinvestasikan. Rumusnya? (Keuntungan – Modal) / Modal x 100%. Simple powerful.

Contoh konkret? Investasi Rp10 juta. Setahun kemudian worth Rp12 juta. Keuntungan Rp2 juta. ROI = (2 juta / 10 juta) x 100% = 20%. Investasi lain Rp10 juta juga. Setahun kemudian worth Rp9 juta. Rugi Rp1 juta. ROI = (-1 juta / 10 juta) x 100% = -10%.

ROI membantu membandingkan efektivitas berbagai pilihan investasi. Deposito ROI 5%? Reksadana pasar uang 6%? Saham 15%? Properti 12%? Angka-angka ini bikin comparison jadi apple-to-apple. Easy decision making.

Tapi hati-hati. ROI tinggi biasanya diikuti risiko lebih besar. High risk high return, low risk low return. Pertimbangkan profil risiko personal. Tujuan finansial juga penting. Jangka waktu investasi berpengaruh. Komprehensif baru wise decision.

Baca juga: Rekomendasi Investai Modal Kecil cocok untuk Pemula

14. Diversifikasi (Diversification)

Diversifikasi adalah strategi menyebarkan investasi ke berbagai instrumen atau aset untuk mengurangi risiko. Prinsipnya? “Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang”. Keranjang jatuh? Semua telur pecah. Multiple baskets? Risk spread out.

Logikanya sederhana. Satu investasi mengalami kerugian? Investasi lain masih bisa profit. Portfolio total tetap stabil. Volatilitas berkurang. Risk-adjusted return meningkat. Sleep better at night.

Cara diversifikasi? Investasi di saham berbagai sektor. Teknologi, perbankan, consumer goods, infrastruktur. Tambah obligasi untuk stability. Reksadana untuk professional management. Emas sebagai safe haven. Properti untuk passive income potential.

Diversifikasi tepat disesuaikan dengan tujuan finansial plus toleransi risiko masing-masing. Young aggressive investor? Heavier allocation ke saham growth. Near retirement? More bonds, less stocks. Know thyself, diversify accordingly.

Apa Itu Dana Darurat
Sumber gambar: Freepik

15. Dana Darurat (Emergency Fund)

Dana darurat adalah simpanan khusus disiapkan untuk menghadapi kebutuhan mendesak atau kondisi tak terduga. Kehilangan pekerjaan? Dana darurat to the rescue. Sakit mendadak butuh biaya besar? Ada backup. Kerusakan kendaraan harus segera diperbaiki? Covered. AC mati pas panas-panasnya? Tenang ada buffer.

Istilah keuangan ini sangat krusial untuk menjaga stabilitas finansial. Financial emergency datang tanpa warning. Tanpa dana darurat? Terpaksa jual investasi jangka panjang rugi. Atau berutang dengan bunga tinggi. Atau pakai kartu kredit kemudian terjerat cicilan.

Berapa besarnya ideal? Tergantung status pekerjaan. Karyawan tetap? Minimal 3-6 bulan pengeluaran. Freelancer atau wirausaha? Lebih aman 6-12 bulan. Income unstable? Buffer lebih tebal better.

Simpan di mana? Instrumen mudah dicairkan. Tabungan biasa oke. Deposito jangka pendek boleh. Reksadana pasar uang acceptable. Jangan saham. Jangan properti. Butuh cash cepat saat emergency. Accessibility is king untuk dana darurat.

Mengelola Keuangan dengan Lebih Cerdas Menggunakan Teknologi

Sekarang kamu sudah memahami berbagai istilah keuangan penting. Langkah selanjutnya? Terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Era digital ini? Mengelola keuangan jadi lebih mudah dengan teknologi finansial tepat.

Salah satu cara efektif mengelola pengeluaran? Mayapada Skorcard, kartu kredit dirancang khusus untuk generasi muda. Fitur tracking pengeluaran otomatis? Check. Setiap transaksi tercatat sistematis. Kamu bisa memantau cash flow dengan mudah. Monitor kebiasan belanja hingga pengeluaran-pengeluaran yang tak diperlukan.

Lebih menarik lagi? Setiap pengeluaran menghasilkan Skorpoint. Belanja kebutuhan rutin? Dapat poin. Bayar tagihan? Dapat poin. Isi bensin? Dapat poin. Skorpoint ini bisa dikonversi jadi KrisFlyer Miles. Dapat liburan gratis dari pengeluaran sehari-harimu, siapa yang tak mau? Fitur gamifikasi pada Mayapada Skorcard membuat pengelolaan keuangan terasa menyenangkan.

Jika ingin, monitoring kondisi finansial secara menyeluruh? Aplikasi Skorlife solusinya. Cek skor kredit kapan saja. Riwayat keuangan tersaji real-time hingga Track semua pinjaman aktif serta potensi masalah kredit di masa depan.

Dengan informasi lengkap ini, keputusan finansial jadi lebih terperinci. Apply kartu kredit baru? Tahu dulu skor kredit. Merencanakan KPR? Cek debt-to-income ratio. Literasi keuangan adalah kekuatan untuk buat keputusan keuangan lebih bijak!

Membangun Fondasi Finansial yang Kuat

Memahami istilah keuangan adalah langkah fundamental membangun masa depan finansial cerah. Literasi baik? Terhindar dari jebakan finansial. Bisa manfaatkan peluang investasi muncul. Membuat keputusan keuangan secara bijak untuk hindari kesalahan dan maksimalkan keuntungan.

Data OJK menunjukkan masyarakat dengan literasi keuangan tinggi cenderung memiliki kesejahteraan lebih baik.  Mulai sekarang, terapkan pengetahuan tentang terminologi finansial dalam kehidupan sehari-hari. Buat anggaran bulanan realistis. Monitor pemasukan-pengeluaran hingga Pantau cash flow rutin.

Kamu bisa memulai perjalanan finansial lebih terstruktur dengan Mayapada Skorcard. Kartu kredit dirancang generasi muda ini memberikan multiple benefits. Skorpoint dari setiap transaksi? Convert jadi KrisFlyer Miles untuk travel. Tracking pengeluaran otomatis? Budget management easier. Gamification features? Disiplin finansial bisa jadi lebih fun.


FAQ tentang Istilah Keuangan

Apa Perbedaan Aset dan Liabilitas?

Aset mencakup semua kepemilikanmu bernilai ekonomis. Tabungan, properti, kendaraan, investasi bisa menghasilkan keuntungan. Liabilitas sebaliknya: kewajiban finansial harus dibayar. Utang kartu kredit, pinjaman bank, tagihan belum dilunasi masuk kategori ini.

Apa yang Dimaksud dengan Cash Flow Positif?

Cash flow positif terjadi ketika uang masuk (pendapatan) lebih besar dari uang keluar (pengeluaran) dalam periode tertentu. Kondisi ini menunjukkan kesehatan finansial baik. Ada sisa uang bisa ditabung atau diinvestasikan untuk pertumbuhan wealth jangka panjang.

Mengapa Likuiditas Penting dalam Keuangan Pribadi?

Likuiditas menentukan kemampuanmu memenuhi kebutuhan mendesak tanpa harus jual aset jangka panjang rugi. Dana darurat setara 3-6 bulan pengeluaran dalam bentuk likuid memberikan ketenangan finansial. Emergency datang tiba-tiba, siap menghadapi tanpa stress.

Bagaimana Cara Menghitung ROI Investasi?

ROI (Return on Investment) dihitung dengan rumus: (Keuntungan Bersih – Modal Investasi) / Modal Investasi x 100%. Contoh: investasi Rp5 juta, setahun kemudian worth Rp6 juta. ROI = (6 juta – 5 juta) / 5 juta x 100% = 20%.

Apa Bedanya Inflasi dan Depresiasi?

Inflasi adalah kenaikan harga barang jasa secara umum menyebabkan daya beli uang menurun. Affects everything in economy. Depresiasi berbeda: penurunan nilai aset spesifik seiring waktu karena pemakaian. Mobil, elektronik nilainya turun meski inflasi rendah. Two different economic concepts.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *