Dalam beberapa tahun terakhir, QRIS makin jadi bagian dari hidup sehari-hari. Dari beli kopi, bayar parkir, sampai donasi, semua bisa selesai hanya dengan scan. Tapi di balik kemudahannya, tetap ada risiko yang perlu dipahami. Karena qris adalah sistem pembayaran digital, potensi celah keamanannya juga ikut berkembang.
Baca juga: Apa Itu Quishing? Bahaya & Cara Menghindari Quishing
QRIS Adalah Sistem Pembayaran Praktis, Tapi Bukan Tanpa Risiko
Qris adalah standar kode QR nasional yang dikembangkan Bank Indonesia untuk menyatukan berbagai metode pembayaran non-tunai. Dengan satu QR, kamu bisa bayar pakai banyak aplikasi: mobile banking, e-wallet, hingga aplikasi pembayaran lainnya.
Karena qris adalah sistem terbuka dan masif, adopsinya sangat cepat. Namun, di sinilah tantangannya. Semakin luas digunakan, semakin besar pula potensi penyalahgunaan jika pengguna lengah. Itulah sebabnya pembahasan soal bahaya QRIS jadi semakin relevan.

Risiko & Bahaya QRIS
Sebelum bicara solusi, penting untuk benar-benar memahami bentuk risikonya. Karena qris adalah sistem pembayaran instan dan serba digital, kesalahan kecil bisa langsung berdampak ke uang kamu. Berikut beberapa risiko dan bahaya QRIS paling sering terjadi di lapangan namun masih kerap luput dari perhatian pengguna.
1. QR Code Palsu atau Diganti
Salah satu bahaya QRIS paling umum adalah QR code yang ditempel ulang atau diganti oleh pihak tidak bertanggung jawab. Secara visual terlihat sama, tapi ketika discan, dana justru masuk ke rekening lain. Risiko ini biasanya terjadi di area publik seperti parkiran, kios kecil, atau event ramai yang minim pengawasan.
2. Salah Nominal Tanpa Disadari
Karena qris adalah pembayaran instan, banyak orang langsung klik “bayar” tanpa benar-benar membaca detail transaksi. Entah karena antre panjang atau suasana terburu-buru, salah input nominal bisa langsung merugikan dan sulit dikoreksi setelah transaksi berhasil.
3. Minim Bukti Transaksi Fisik
Berbeda dengan struk cetak, transaksi QRIS umumnya hanya tersimpan di aplikasi. Jika kamu tidak menyimpan riwayat atau screenshot, bukti pembayaran bisa sulit ditelusuri. Ini menjadi bahaya QRIS tersendiri ketika terjadi komplain atau perbedaan catatan dengan merchant.
4. Akun Terhubung ke Saldo Utama
Inilah bahaya QRIS lainnya yang sering diremehkan. Banyak pengguna menghubungkan QRIS langsung ke rekening utama tanpa limit transaksi harian. Jika terjadi kesalahan atau penyalahgunaan, dampaknya bisa langsung menggerus dana penting.
5. Risiko Social Engineering
Bukan karena sistem QRIS-nya bocor, melainkan pengguna dimanipulasi. Modus seperti “scan QR untuk refund”, “promo terbatas”, atau “verifikasi pembayaran” termasuk bentuk bahaya QRIS modern yang mengandalkan kelengahan dan memanipulasi pengguna.

Tips Aman Menghindari Bahaya QRIS
Tenang, risiko bukan berarti harus dihindari total. Dengan kebiasaan tepat serta lebih teliti, QRIS tetap aman digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
1. Selalu Cek Nama Merchant
Karena qris adalah sistem lintas platform, pastikan nama penerima yang muncul di layar benar-benar sesuai dengan merchant tempat kamu bertransaksi.
2. Perhatikan Nominal Sebelum Konfirmasi
Biasakan berhenti 2 detik sebelum klik “bayar”. Kebiasaan kecil ini sangat efektif menekan bahaya QRIS akibat human error.
3. Gunakan Aplikasi Resmi & Ter-update
Update aplikasi bukan cuma soal fitur baru, tapi juga patch keamanan untuk menutup celah bahaya QRIS yang terus berkembang.
Baca juga: Cara Melaporkan Penipuan Online: Panduan Lengkap & Praktis
4. Aktifkan Notifikasi Transaksi
Notifikasi real-time membantu kamu langsung sadar jika ada transaksi mencurigakan, sehingga bisa segera ditindaklanjuti.
5. Simpan Bukti Pembayaran
Screenshot atau unduh riwayat transaksi, terutama untuk nominal besar. Ini krusial jika terjadi dispute akibat bahaya QRIS.
6. Pisahkan Dana Transaksi Harian
Idealnya, QRIS tidak terhubung langsung ke tabungan utama. Gunakan rekening atau saldo khusus agar risiko tetap terkendali.
7. Pertimbangkan Instrumen Lebih Terkontrol
Di sinilah kartu kredit bisa jadi alternatif cerdas, terutama untuk transaksi rutin atau bernilai besar, karena ada limit, proteksi tambahan, serta pencatatan lebih rapi.

QRIS vs Kartu Kredit: Mana Lebih Aman untuk Kontrol Keuangan?
Untuk transaksi kecil dan cepat, QRIS memang unggul. Tinggal scan, bayar, selesai. Tapi untuk pengeluaran rutin atau nominal besar, kartu kredit sering kali memberi lapisan keamanan dan kontrol lebih baik.
Alasannya cukup jelas:
- Ada proteksi tambahan, termasuk sistem monitoring transaksi dan mekanisme dispute
- Transaksi lebih mudah ditelusuri, karena tercatat rapi dalam billing statement
- Risiko saldo terkuras bisa ditekan, karena dana tidak langsung terpotong dari rekening utama
Hal lain yang belum banyak disadari juga, kartu kredit masa kini juga makin adaptif. Kartu kredit seperti Skorcard kini bisa digunakan untuk pembayaran QRIS di banyak merchant. Artinya, kamu tetap dapat kemudahan scan QR, tapi dengan karakteristik keamanan kartu kredit.
Kenapa ini penting? Karena saat QRIS terhubung langsung ke saldo tabungan, kesalahan atau penyalahgunaan bisa langsung berdampak ke uang kamu. Sementara saat pembayaran QRIS dilakukan lewat kartu kredit:
- Dana tidak langsung terpotong dari rekening
- Jika terjadi transaksi mencurigakan, kamu bisa mengajukan dispute
- Ada waktu untuk verifikasi sebelum pembayaran benar-benar diselesaikan
Inilah pendekatan yang mulai dipilih banyak pengguna: tetap pakai QRIS untuk praktisnya, tapi dengan sumber dana lebih terproteksi.
Dengan Skorcard, kamu juga mendapat nilai tambah:
- Pengeluaran lebih rapi lewat satu billing bulanan
- Setiap transaksi berpotensi mengumpulkan Skorpoint
- Poin bisa ditukarkan menjadi KrisFlyer miles untuk kebutuhan perjalanan
Pendekatan ini bukan soal mengganti QRIS sepenuhnya, melainkan menggunakannya secara lebih strategis. Kamu tetap menikmati kemudahan transaksi digital, sambil meminimalkan bahaya QRIS terhadap kondisi finansial jangka panjang.
Baca juga: Cara Membatalkan Transaksi Kartu Kredit karena Penipuan
Kesimpulan: Pahami Risiko, Bukan Paranoid
QRIS adalah alat pembayaran. Aman atau tidaknya sangat bergantung pada cara kita menggunakannya. Dengan memahami bahaya QRIS, kamu bisa tetap menikmati kemudahan transaksi tanpa mengorbankan keamanan dan kontrol keuangan.
Gunakan QRIS dengan sadar, kombinasikan dengan instrumen yang tepat seperti kartu kredit Skorcard untuk proteksi ekstra, dan jadikan setiap transaksi sebagai langkah cerdas menuju keuangan lebih sehat.
FAQ Seputar QRIS dan Keamanannya
- Apa itu QRIS dan bagaimana cara kerjanya?
QRIS adalah standar kode QR nasional yang memungkinkan pembayaran digital lintas aplikasi hanya dengan satu QR code. Pengguna cukup memindai QR melalui aplikasi pembayaran, memasukkan nominal, lalu mengkonfirmasi transaksi secara real-time.
- Apa saja bahaya QRIS yang paling sering terjadi?
Bahaya QRIS meliputi QR code palsu, salah input nominal, minimnya bukti transaksi fisik, akun yang terhubung langsung ke saldo utama, serta penipuan berbasis social engineering.
- Apakah transaksi QRIS bisa dibatalkan jika terjadi kesalahan?
Pada umumnya, transaksi QRIS bersifat instan dan tidak bisa dibatalkan secara sepihak. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa nama merchant dan nominal sebelum konfirmasi pembayaran guna menghindari bahaya QRIS.
- Apakah pembayaran QRIS lewat kartu kredit lebih aman?
Ya, pembayaran QRIS menggunakan kartu kredit bisa lebih aman karena tidak langsung memotong saldo tabungan. Jika terjadi transaksi mencurigakan, pengguna memiliki opsi dispute dan perlindungan tambahan dari penerbit kartu kredit.
- Bagaimana cara meminimalkan bahaya QRIS dalam penggunaan sehari-hari?
Cara paling efektif adalah menggunakan aplikasi resmi, mengaktifkan notifikasi transaksi, memisahkan dana khusus untuk pembayaran digital, serta mengombinasikan QRIS dengan instrumen yang lebih terkontrol seperti kartu kredit.


Leave a Reply