Di era transaksi digital, keamanan data bukan lagi isu teknis semata, tapi bagian penting dari kesehatan finansial. Salah satu ancaman siber yang sering luput dari perhatian adalah Man in the Middle Attack. Serangan ini tidak selalu terlihat, tapi dampaknya bisa langsung ke rekening, kartu kredit, bahkan identitas digital kamu.
Baca juga: Tips Keamanan Kartu Kredit & Debit untuk Proteksi Keuangan Sehari-hari
Apa Itu Man in the Middle Attack?
Man In The Middle adalah jenis serangan siber di mana pelaku menyusup di antara dua pihak yang sedang berkomunikasi, biasanya tanpa disadari oleh keduanya. Dalam konteks finansial, pelaku bisa berada di tengah komunikasi antara kamu dan website bank, aplikasi e-commerce, atau sistem pembayaran online.
Akibatnya, data sensitif seperti nomor kartu kredit, OTP, PIN, hingga informasi login bisa disadap, dimodifikasi, atau dicuri.
Serangan ini sering juga disebut sebagai:
- MITM Attack
- Eavesdropping Attack
- Session Hijacking
Meski terdengar teknis, praktiknya sangat dekat dengan aktivitas sehari-hari seperti login mobile banking atau transaksi kartu kredit online.

Bagaimana Cara Kerja Man in the Middle Attack?
Untuk memahami bahayanya, penting tahu alurnya. Secara sederhana, Man In The Middle adalah serangan yang bekerja dalam tiga tahap utama:
1. Intersepsi Koneksi
Pelaku membuat kamu terhubung ke jaringan palsu, misalnya WiFi publik di kafe atau bandara. Dari sini, semua lalu lintas data bisa mereka pantau.
2. Penyadapan Data
Saat kamu mengakses situs keuangan atau memasukkan data kartu kredit, informasi tersebut ditangkap sebelum sampai ke server tujuan.
3. Manipulasi atau Eksploitasi
Data-data milikmu kemudian bisa digunakan oleh pelaku untuk:
- Transaksi ilegal
- Pengambilalihan akun
- Penjualan data di pasar gelap
Inilah alasan kenapa Man In The Middle adalah ancaman serius, bukan sekadar risiko teknis.

Contoh Nyata Man in the Middle Attack
Beberapa contoh skenario penyerangan man in the middle ini antara lain:
- Login internet banking lewat WiFi publik tanpa HTTPS
- Transaksi kartu kredit di website tiruan (phishing + MITM)
- Aplikasi palsu meniru tampilan layanan resmi
- Redirect halaman pembayaran ke server penyerang
Menurut laporan Verizon Data Breach Investigations Report, serangan berbasis jaringan dan kredensial masih menjadi salah satu penyebab utama kebocoran data finansial global.
Baca juga: Cara Membatalkan Transaksi Kartu Kredit karena Penipuan
Dampak Finansial yang Perlu Kamu Waspadai
Dalam konteks keuangan pribadi, Man In The Middle adalah ancaman dengan efek domino:
- Penyalahgunaan kartu kredit
- Limit terkuras tanpa disadari
- Skor kredit bisa terdampak jika terjadi gagal bayar
- Proses pemulihan dana memakan waktu dan energi
Bukan hanya soal uang hilang, tapi juga kontrol finansial yang terganggu.

Cara Mencegah Man in the Middle Attack
Meskipun berbahaya, bukan berarti risiko Man in the Middle Attack tak bisa dicegah secara signifikan dengan kebiasaan digital lebih teliti. Pencegahan tidak selalu soal teknologi canggih, tapi konsistensi dalam menjaga keamanan saat bertransaksi.
1. Hindari WiFi Publik untuk Transaksi Finansial
Jaringan WiFi publik sering kali tidak memiliki enkripsi memadai, sehingga rawan disusupi pihak ketiga. Saat kamu mengakses mobile banking atau memasukkan data kartu kredit di jaringan seperti ini, celah serangan terbuka lebar. Jika memang tidak bisa dihindari, pastikan menggunakan VPN terpercaya agar data tetap terenkripsi dari ujung ke ujung.
2. Selalu Cek HTTPS dan Sertifikat Website
Perhatikan URL sebelum memasukkan informasi sensitif. Website yang aman menggunakan HTTPS dengan ikon gembok, menandakan data terenkripsi selama proses transmisi. Man In The Middle adalah serangan yang kerap mengeksploitasi website tanpa enkripsi atau sertifikat palsu, terutama pada halaman login dan pembayaran.
Baca juga: Tips & Cara Transaksi Kartu Kredit Online dengan Aman
3. Aktifkan Notifikasi Transaksi Real-Time
Notifikasi instan berfungsi sebagai sistem peringatan dini. Begitu ada transaksi tidak dikenali, kamu bisa langsung bertindak sebelum kerugian membesar. Semakin cepat kamu menyadari aktivitas mencurigakan, semakin besar peluang transaksi bisa diblokir atau dibatalkan.
4. Gunakan Kartu Kredit dengan Sistem Keamanan Berlapis
Kartu kredit modern dirancang dengan berbagai lapisan proteksi, mulai dari OTP, sistem deteksi fraud berbasis pola transaksi, hingga fitur dispute jika terjadi penyalahgunaan. Inilah alasan kartu kredit sering lebih aman dibanding metode pembayaran lain untuk transaksi online.
Di sinilah kartu kredit Skorcard bisa jadi pilihan tepat. Dengan notifikasi transaksi real-time dan pemantauan aktivitas secara ketat, kamu bisa menjaga kontrol keuangan tanpa rasa waswas. Selain itu, Skorcard juga memberikah nilai tambah lewat Skorpoint dan integrasi KrisFlyer, jadi keamanan serta reward bisa kamu nikmati bersamaan tanpa kompromi.
Kenapa Kartu Kredit Bisa Jadi Alat Proteksi?
Tahukah kamu bahwa Man In The Middle adalah risiko yang justru lebih aman dihadapi dengan kartu kredit dibanding debit? Alasannya:
- Dana bukan langsung dari rekening utama
- Ada mekanisme sanggah transaksi
- Proteksi bank dan jaringan kartu internasional
Dengan kartu kredit seperti Skorcard, kamu tidak hanya bertransaksi, tapi juga mengelola risiko finansial secara lebih strategis.
Baca juga: Memahami Modus Smishing: Tips & Cara Menghindarinya
Kesimpulan
Di dunia digital, Man In The Middle adalah ancaman nyata yang bisa terjadi kapan saja, terutama saat kamu lengah soal keamanan koneksi. Memahami cara kerjanya membantu kamu mengambil keputusan finansial lebih cerdas.
Mulai dari kebiasaan online yang aman, hingga memilih alat pembayaran secara tepat, semuanya berperan dalam melindungi finansialmu. Kartu kredit yang aman, transparan, serta memberi reward seperti Skorcard bukan hanya soal kemudahan transaksi, tapi juga tentang menjaga kendali atas keuangan kamu.
Karena keputusan finansial yang baik selalu dimulai dari rasa aman.
FAQ Seputar Man in the Middle Attack
- Apa yang dimaksud dengan man in the middle attack?
Man In The Middle adalah jenis serangan siber di mana pelaku berada di tengah komunikasi dua pihak yang seharusnya aman, misalnya antara pengguna dan website bank. Tanpa disadari, data yang dikirim bisa disadap, diubah, atau dicuri, termasuk informasi login dan data kartu kredit.
- Apa efek dari man in the middle attack?
Efeknya bisa sangat merugikan, terutama secara finansial. Mulai dari pencurian data kartu kredit, transaksi ilegal, pengambilalihan akun, hingga kebocoran identitas digital. Dalam jangka panjang, serangan ini juga bisa mengganggu stabilitas keuangan dan menurunkan rasa aman saat bertransaksi online.
- Apa saja jenis-jenis man in the middle attack?
Beberapa jenis serangan man in the middle paling umum antara lain:
- WiFi Eavesdropping: Menyadap data lewat jaringan WiFi publik
- Session Hijacking: Mengambil alih sesi login pengguna
- DNS Spoofing: Mengalihkan pengguna ke website palsu
- HTTPS Stripping: Menurunkan koneksi aman menjadi tidak terenkripsi
Semua metode ini memanfaatkan kelengahan pengguna saat online.
- Apakah man in the middle attack bisa terjadi saat transaksi kartu kredit?
Bisa. Terutama jika transaksi dilakukan di jaringan tidak aman atau website tanpa enkripsi HTTPS. Itulah sebabnya kartu kredit dengan sistem keamanan berlapis dan notifikasi real-time sangat penting untuk meminimalkan risiko kerugian.
- Bagaimana cara melindungi diri dari man in the middle attack?
Kamu bisa mulai dengan kebiasaan sederhana seperti menghindari WiFi publik untuk transaksi finansial, selalu mengecek HTTPS, mengaktifkan notifikasi transaksi, dan menggunakan kartu kredit yang memiliki fitur deteksi fraud. Kombinasi kebiasaan aman serta alat pembayaran tepat akan sangat membantu menjaga kontrol keuangan.


Leave a Reply