Industri pariwisata dunia terus berkembang pesat. Menurut data UNWTO (United Nations World Tourism Organization), jumlah wisatawan internasional mencapai lebih dari 900 juta perjalanan pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan antusiasme masyarakat global untuk berwisata kembali pasca-pandemi. Namun, lonjakan wisatawan ini membawa tantangan serius: kerusakan alam, over-tourism, hingga masalah sosial budaya di destinasi wisata.
Di sinilah konsep sustainable tourism adalah jawaban untuk masa depan pariwisata. Dengan pendekatan ini, perjalanan tidak hanya soal bersenang-senang, tapi juga memberi dampak positif bagi lingkungan, masyarakat, dan ekonomi lokal.
Baca juga: Contoh Travel Budget Template: Panduan Menyusun Anggaran Liburan
Definisi Sustainable Tourism
Secara formal, sustainable tourism adalah bentuk pariwisata yang dirancang agar berkelanjutan dalam jangka panjang. Artinya, aktivitas wisata dilakukan tanpa mengorbankan sumber daya alam, budaya, dan kesejahteraan masyarakat setempat. Konsep ini menekankan pada tiga pilar utama:
- Keberlanjutan Ekonomi: pariwisata harus memberikan manfaat finansial yang adil, khususnya bagi komunitas lokal.
- Keberlanjutan Lingkungan: aktivitas wisata harus melindungi alam, bukan merusaknya.
- Keberlanjutan Sosial-Budaya: menjaga tradisi, kearifan lokal, serta memberi ruang partisipasi pada masyarakat.
Dengan kata lain, turisme berkelanjutan tidak sekadar mengurangi dampak negatif, tapi juga berupaya menciptakan efek positif yang nyata.

Mengapa Sustainable Tourism Penting?
1. Mengurangi Dampak Lingkungan
Over-tourism sering kali menyebabkan polusi, sampah, hingga kerusakan ekosistem. Sustainable tourism hadir untuk menekan risiko ini, misalnya dengan regulasi jumlah pengunjung atau penerapan sistem eco-friendly.
2. Memberdayakan Ekonomi Lokal
Sustainable tourism adalah cara cerdas untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tanpa membuat mereka bergantung sepenuhnya pada pihak luar. Contoh nyata: wisatawan membeli produk kerajinan lokal atau menginap di homestay warga.
3. Menjaga Warisan Budaya
Pariwisata berkelanjutan mendorong wisatawan untuk tidak sekadar berkunjung, tapi juga belajar dan menghargai tradisi lokal.
4. Menciptakan Pengalaman Wisata Autentik
Alih-alih hanya menjadi turis pasif, wisatawan diajak terlibat langsung. Misalnya, belajar membatik di Yogyakarta atau ikut upacara adat di Bali.
Baca juga: Mengenal Apa itu Travel Insurance: Jenis & Manfaatnya
Contoh Nyata Sustainable Tourism
Mari lihat beberapa contoh nyata agar lebih mudah dipahami:
- Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur
Pemerintah menerapkan kuota kunjungan untuk menjaga ekosistem dan melindungi satwa langka seperti komodo. Selain itu, sebagian biaya tiket masuk juga digunakan untuk program konservasi. - Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta
Wisatawan diajak menginap di rumah warga, ikut bertani, hingga belajar gamelan. Konsep ini bukan hanya memberi pengalaman autentik, tapi juga memberdayakan masyarakat desa secara langsung. - Green School Bali
Sekolah berbasis ekowisata yang menggunakan bambu sebagai material utama bangunan. Green School juga menjadi pusat edukasi global untuk gaya hidup berkelanjutan dan sering dikunjungi wisatawan mancanegara. - Bhutan
Negara ini menerapkan kebijakan high value, low impact di mana turis membayar tarif harian tinggi. Tujuannya untuk membatasi jumlah wisatawan, sekaligus memastikan pariwisata memberikan manfaat ekonomi besar dengan dampak negatif seminimal mungkin.
Semua contoh ini membuktikan bahwa sustainable tourism adalah praktik nyata yang bisa berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

Tantangan dalam Mengembangkan Sustainable Tourism
Meski konsep ini ideal, implementasinya tidak selalu mudah. Beberapa tantangan utama adalah:
- Biaya awal yang tinggi: Infrastruktur ramah lingkungan sering memerlukan modal besar.
- Kurangnya kesadaran wisatawan: Banyak turis masih lebih memilih opsi murah tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.
- Regulasi pemerintah: tanpa aturan tegas, praktik pariwisata massal tetap mendominasi.
- Komitmen pelaku industri: tidak semua hotel, agen travel, atau maskapai bersedia berinvestasi pada konsep berkelanjutan.
Baca juga: Tips Liburan Hemat & Panduan Mempersiapkannya
Cara Wisatawan dapat Mendukung Sustainable Tourism
Sustainable tourism bukan hanya tugas pemerintah atau industri pariwisata. Kita sebagai wisatawan juga punya peran penting untuk memastikan perjalanan tetap berkelanjutan. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
- Memilih transportasi ramah lingkungan
Gunakan moda transportasi dengan emisi lebih rendah, misalnya kereta untuk perjalanan jarak menengah atau berjalan kaki/bersepeda saat menjelajah kota. - Mengurangi plastik sekali pakai
Bawa botol minum, tote bag, atau alat makan sendiri agar tidak menambah timbunan sampah plastik di destinasi wisata. - Menginap di akomodasi eco-friendly
Pilih hotel atau penginapan yang sudah bersertifikat ramah lingkungan, biasanya mereka juga menerapkan penghematan energi serta pengelolaan limbah lebih baik. - Membeli produk lokal langsung dari pengrajin
Dengan cara ini, uang yang kamu keluarkan benar-benar memberi manfaat langsung kepada masyarakat sekitar, bukan hanya pelaku usaha besar. - Menghormati aturan adat dan budaya setempat
Patuhi norma yang berlaku, seperti berpakaian sopan di tempat ibadah, tidak merusak situs budaya, atau berperilaku sesuai tradisi lokal.
Langkah-langkah sederhana ini mungkin terlihat kecil, tapi jika dilakukan secara konsisten oleh banyak orang, dampaknya bisa sangat besar, baik untuk kelestarian alam maupun kesejahteraan masyarakat lokal.
Mengatur Keuangan untuk Pariwisata Berkelanjutan
Jalan menuju turisme berkelanjutan seringkali membutuhkan biaya lebih. Eco-lodge, tur berbasis komunitas, atau wisata edukasi biasanya sedikit lebih mahal daripada wisata massal. Tapi, nilai tambahnya jauh lebih besar: pengalaman lebih autentik, dampak sosial lebih nyata, dan kontribusi positif bagi lingkungan.
Di sinilah pentingnya perencanaan keuangan. Agar liburan berkelanjutan tidak membebani dompet, kamu bisa memanfaatkan Skorcard, kartu kredit pintar dari Skorlife. Dengan Skorcard, kamu bisa:
- Mengelola pengeluaran perjalanan lebih rapi.
- Mendapatkan Skorpoint yang bisa ditukar dengan berbagai rewards.
- Mengumpulkan KrisFlyer Miles untuk tiket pesawat berikutnya.
Dengan strategi ini, kamu bisa berwisata berkelanjutan tanpa khawatir keuangan berantakan.
Baca juga: Panduan Biaya Travel ke Korea Selatan Lengkap!
Kesimpulan
Secara sederhana, sustainable tourism adalah konsep pariwisata berkelanjutan yang menyeimbangkan antara kebutuhan wisatawan, pelestarian alam, dan kesejahteraan masyarakat lokal. Konsep ini bukan hanya tren, melainkan solusi untuk menjaga masa depan bumi sekaligus meningkatkan kualitas pengalaman berwisata.
Dengan dukungan semua pihak, wisatawan, pelaku industri, hingga pemerintah, pariwisata berkelanjutan bisa berkembang lebih luas. Jadi, saat kamu merencanakan liburan berikutnya, pertimbangkanlah untuk memilih opsi berkelanjutan. Ingat, traveling bukan hanya tentang memori, tapi juga tentang warisan yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang.
FAQ Seputar Sustainable Tourism
- Apa yang dimaksud dengan sustainable tourism?
Sustainable tourism adalah konsep pariwisata berkelanjutan yang menekankan keseimbangan antara kepuasan wisatawan, kesejahteraan masyarakat lokal, dan pelestarian lingkungan. Tujuannya agar pariwisata bisa terus dinikmati generasi mendatang tanpa merusak sumber daya yang ada.
- Apa manfaat pariwisata berkelanjutan?
Manfaat pariwisata berkelanjutan meliputi menjaga kelestarian alam, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, melestarikan budaya dan tradisi, serta menciptakan pengalaman wisata lebih autentik bagi pengunjung.
- Apa contoh keberlanjutan dalam pariwisata?
Contoh nyata keberlanjutan dalam pariwisata adalah penerapan kuota kunjungan di Taman Nasional Komodo, penggunaan eco-lodge di Bali, hingga wisata desa di Yogyakarta yang melibatkan masyarakat setempat sebagai tuan rumah.
- Apa itu 4 pilar pariwisata?
Empat pilar pariwisata meliputi:
- Ekonomi berkelanjutan – mendukung kesejahteraan lokal,
- Lingkungan berkelanjutan – menjaga ekosistem,
- Sosial-budaya berkelanjutan – melestarikan tradisi,
- Pengalaman wisatawan – menciptakan perjalanan yang berkualitas.
- Apakah Sustainable Tourism berbeda dengan Green Tourism?
Ya, ada perbedaan. Green Tourism lebih fokus pada aspek lingkungan, seperti pengurangan sampah dan efisiensi energi. Sedangkan Sustainable Tourism memiliki cakupan lebih luas: selain lingkungan, juga mencakup aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat lokal.


Leave a Reply