Pernah kepikiran buat mulai tabungan berjangka tapi masih ragu, “Emang worth it, ya?” Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak orang penasaran apakah jenis tabungan ini cocok buat rencana keuangan mereka, atau malah bikin ribet.
Nah, biar kamu bisa ambil keputusan dengan tenang, yuk kita bahas tuntas tentang kelebihan dan kekurangan tabungan berjangka, cara kerjanya, sampai tips praktis biar makin cuan (dan nggak menyesal di tengah jalan).
Baca juga: Investasi Jangka Pendek yang Aman & Cocok untuk Anak Muda
Apa Itu Tabungan Berjangka?
Secara sederhana, tabungan berjangka adalah produk simpanan di bank yang punya jangka waktu tertentu, misalnya 6 bulan, 1 tahun, bahkan bisa sampai 5 tahun. Kamu diwajibkan menyetor dana rutin setiap bulan dan baru bisa menariknya setelah jatuh tempo.
Jenis tabungan ini cocok banget buat kamu yang punya tujuan keuangan spesifik, kayak dana liburan, pernikahan, atau pendidikan anak. Kenapa? Karena dana kamu akan “dikunci”, jadi nggak bisa asal tarik seenaknya, mau nggak mau jadi lebih disiplin menabung.

Kelebihan Tabungan Berjangka
1. Disiplin Menabung Tanpa Drama
Punya resolusi “nabung rutin tiap bulan” tapi sering gagal karena tergoda flash sale? Tenang, kamu nggak sendiri. Banyak orang susah disiplin menabung karena pengelolaan uang masih manual dan gampang teralihkan.
Nah, tabungan berjangka bisa jadi solusi karena sistemnya autodebet, uang langsung dipotong otomatis dari rekening utama setiap bulan. Kamu nggak perlu ingat-ingat atau pindahin uang sendiri. Jadinya, kamu “terpaksa” nabung tanpa merasa terbebani.
Ini cocok banget buat kamu yang ingin membangun habit finansial sehat tanpa harus mikir ribet. Plus, makin konsisten kamu nabung, makin cepat tujuan keuangan kamu tercapai, entah itu buat liburan impian, modal usaha kecil, atau sekadar dana cadangan biar hidup lebih tenang.
2. Bunga Lebih Menarik
Salah satu alasan kenapa banyak orang pilih tabungan berjangka adalah soal bunga yang lebih tinggi. Kalau bunga tabungan biasa hanya sekitar 0,5%-1% per tahun, tabungan berjangka bisa kasih imbal hasil hingga 3%-5% per tahun, tergantung tenor dan bank yang kamu pilih.
Memang sih, hasilnya nggak sebesar investasi saham atau reksadana. Tapi bedanya, kamu nggak perlu mikirin risiko pasar. Uang kamu tetap tumbuh, tanpa drama naik-turun.
Tips tambahan: beberapa bank digital atau fintech bahkan sering kasih promo bunga spesial buat nasabah baru. Jadi, jangan lupa bandingin dulu bunga tabungan berjangka dari beberapa bank sebelum buka rekening, biar hasilnya makin maksimal.
Baca juga: Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga agar Gaji Nggak Habis di Tengah Bulan
3. Dana Aman dan Bebas Risiko
Nggak semua orang nyaman dengan risiko investasi. Buat kamu yang ingin simpanan yang aman dan stabil, tabungan berjangka adalah pilihan yang masuk akal. Kenapa? Karena produk ini dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sampai Rp2 miliar per nasabah per bank, asalkan bunga dan jumlah setoran sesuai ketentuan.
Artinya, kamu bisa tenang karena uang kamu nggak akan hilang tiba-tiba. Kamu juga nggak perlu pusing mikirin fluktuasi harga kayak di dunia saham.
Bonus: selain aman, tabungan berjangka juga membantu kamu menjaga uang tetap “utuh” karena nggak bisa ditarik sembarangan. Jadi, dana kamu nggak gampang tergoda buat hal-hal impulsif seperti beli gadget terbaru yang lagi hype.
4. Cocok Buat Rencana Keuangan Jangka Menengah
Punya tujuan keuangan dalam waktu dekat, seperti beli motor baru, renovasi rumah kecil-kecilan, atau traveling bareng keluarga? Tabungan berjangka adalah opsi tepat buat tujuan jangka menengah, sekitar 6 bulan hingga 3 tahun.
Dengan sistem setoran rutin dan dana yang “terkunci”, kamu jadi lebih terarah dalam menabung untuk tujuan spesifik. Ini bikin perencanaan keuangan terasa lebih terstruktur dan realistis.
Kamu juga bisa punya lebih dari satu tabungan berjangka untuk berbagai kebutuhan. Misalnya: satu untuk liburan, satu lagi buat dana pendidikan. Praktis, kan?

Kekurangan Tabungan Berjangka
1. Fleksibilitas Minim
Salah satu kelemahan utama dari tabungan berjangka adalah soal fleksibilitas. Begitu kamu buka rekening tabungan berjangka dan setuju dengan tenor (jangka waktu) tertentu, dana kamu akan “terkunci” sampai waktu itu berakhir. Misalnya kamu pilih tenor 12 bulan, maka uang tersebut baru bisa diambil setelah satu tahun.
Kalau mendadak butuh dana tunai sebelum jatuh tempo? Bisa saja dicairkan, tapi siap-siap kena penalti berupa potongan bunga, biaya administrasi tambahan, atau bahkan kehilangan sebagian imbal hasil yang sudah terkumpul. Rugi, kan?
Makanya, tabungan berjangka tidak cocok untuk dana darurat atau kebutuhan yang sifatnya mendadak. Pastikan kamu hanya menyimpan dana yang benar-benar “nganggur” dan tidak dibutuhkan dalam waktu dekat.
2. Nilai Uang Bisa Tergerus Inflasi
Meskipun bunga tabungan berjangka relatif lebih tinggi dari tabungan biasa, sayangnya imbal hasil tabungan berjangka sering kali kalah dari inflasi tahunan. Inflasi di Indonesia bisa berkisar antara 3%-5% per tahun, sementara bunga tabungan berjangka mungkin hanya 3%-4%.
Artinya, meskipun nominal uang kamu bertambah, nilai riil atau daya beli uang tersebut bisa menurun. Misalnya, uang Rp10 juta hari ini mungkin hanya setara dengan Rp9,5 juta nilainya di tahun depan karena kenaikan harga barang dan jasa.
Jadi, kalau kamu berencana menyimpan uang dalam jangka waktu panjang dan ingin nilai uang kamu bertumbuh secara signifikan, kamu bisa mempertimbangkan alternatif lain seperti reksadana, obligasi negara, atau instrumen investasi lainnya yang potensi keuntungannya lebih besar dan bisa mengalahkan inflasi.
3. Kurang Cocok Buat Dana Jangka Panjang
Mau nabung buat beli rumah dalam 10 tahun atau persiapan dana pensiun? Sayangnya, tabungan berjangka kurang cocok untuk tujuan finansial jangka panjang seperti ini.
Kenapa? Karena dalam jangka panjang, imbal hasil tabungan berjangka cenderung terlalu kecil untuk mengejar target besar. Selain itu, kamu harus memperpanjang tabungan berjangka berkali-kali seiring tenor berakhir, dan belum tentu bunga yang kamu dapatkan di periode berikutnya tetap menarik.
Untuk rencana keuangan jangka panjang, lebih bijak kalau kamu menggunakan produk lain seperti reksadana saham, obligasi jangka panjang, atau bahkan asuransi jiwa dengan investasi (unit link). Produk-produk ini punya potensi hasil lebih besar dan bisa menyesuaikan dengan kenaikan inflasi tahunan.

Tips Maksimalkan Tabungan Berjangka Biar Nggak Rugi
- Pilih Tenor Sesuai Kebutuhan
Jangan asal pilih tenor panjang cuma karena bunganya lebih tinggi. Pertimbangkan kebutuhan dana kamu dalam 6-12 bulan ke depan. - Hitung Biaya Penalti
Tanyakan ke bank soal denda jika tarik dana sebelum jatuh tempo. Lebih baik tahu dari awal biar nggak kaget nanti. - Bandingkan Bunga Antar Bank
Cari tahu bank mana yang kasih bunga tabungan berjangka terbaik. Beberapa bank digital sering kasih promo bunga lebih tinggi.
Baca juga: Hedon vs Healing: Beda Tipis Tapi Dampaknya Bisa Jauh di Kantong
Kesimpulan: Worth It Nggak?
Tabungan berjangka itu worth it kalau kamu butuh solusi menabung secara disiplin, aman, dan punya tujuan keuangan jangka menengah. Tapi, jangan lupakan keterbatasannya, terutama dari sisi fleksibilitas dan potensi imbal hasil.
Biar makin maksimal, lengkapi strategi keuangan kamu dengan kartu kredit pintar Skorcard yang bantu kamu pantau pengeluaran hingga nikmati manfaat ekstra seperti Skorpoint serta KrisFlyer Miles. Jadi, kamu tetap bisa menabung dengan tenang, dan atur keuangan tanpa drama.
Leave a Reply