Berbicara soal pinjaman, mayoritas orang hanya mengenal cicilan tetap alias fixed rate. Padahal, ada skema lain yang fleksibel namun cukup banyak digunakan pada produk KPR maupun kredit usaha, terutama saat suku bunga sedang turun. Dalam konteks itulah cicilan floating adalah pilihan menarik karena jumlah cicilan dapat menyesuaikan kondisi pasar. Namun, sebelum memutuskan, kamu wajib memahami konsep, risiko, cara menghitung, hingga contohnya dalam kehidupan nyata.
Baca juga: Cara Ajukan Rumah KPR untuk Pasangan Muda: Step by Step
Apa Itu Cicilan Floating?
Secara definisi, cicilan floating adalah skema pembayaran kredit dengan suku bunga variabel yang dapat berubah selama tenor pinjaman. Perubahan suku bunga ini mengikuti acuan tertentu, seperti BI Rate, Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (BI7DRR), atau benchmark internal bank. Karena sifatnya dinamis, cicilan bulananmu bisa ikut naik atau turun.
Dalam dunia perbankan, cicilan floating adalah mekanisme bunga mengambang yang umum digunakan pada KPR (Kredit Pemilikan Rumah), kredit modal kerja, dan produk pinjaman jangka panjang lainnya. Skema ini dianggap transparan karena biasanya bank menginformasikan penyesuaian bunga secara berkala kepada nasabah.

Bagaimana Cara Kerja Cicilan Floating?
Mekanisme cicilan floating cukup sederhana. Bunga dari cicilan terdiri dari dua komponen utama:
- Suku bunga acuan: Bisa berupa BI7DRR atau benchmark pasar lainnya.
- Margin bank: Biaya tetap yang sudah disepakati dalam perjanjian kredit.
Ketika suku bunga acuan turun, cicilanmu ikut turun. Tapi jika pasar sedang naik, kamu harus siap dengan cicilan lebih besar. Karena itu, cicilan floating merupakan skema yang sangat dipengaruhi kondisi ekonomi dan kebijakan moneter.
Beberapa bank melakukan penyesuaian bunga per tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun. Jadi, meski berubah, tidak selalu berubah setiap bulan.
Baca juga: Lebih Baik Kontrak atau Beli Rumah? Simak Perbandingannya
Perbedaan Floating vs Fixed Rate
Banyak orang masih bingung membedakan keduanya. Padahal pemahaman ini penting sebelum mengambil pinjaman.
| Aspek | Fixed Rate | Floating Rate |
| Perubahan bunga | Tetap | Bisa berubah |
| Risiko kenaikan cicilan | Rendah | Tinggi |
| Potensi penghematan | Terbatas | Lebih besar |
| Cocok untuk | Jangka pendek-menengah | Jangka panjang |
| Kepastian anggaran | Tinggi | Lebih fluktuatif |
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa cicilan floating adalah pilihan lebih fleksibel jika kamu siap menghadapi perubahan nominal cicilan bulanan.

Kapan Cicilan Floating Cocok Digunakan?
Skema bunga mengambang biasanya ideal untuk kondisi berikut:
- Tren suku bunga pasar sedang turun
- Kamu punya cash flow stabil dan ruang fleksibilitas
- Pinjaman tenor panjang, seperti KPR
- Kamu memahami risiko kenaikan bunga
- Pendapatanmu naik dari waktu ke waktu
Dengan kata lain, cicilan floating adalah strategi finansial untuk mereka yang tidak hanya mencari kepastian, tetapi juga peluang penghematan dalam jangka panjang.
Baca juga: Mau Tinggal di Apartemen? Yuk Kenalan dengan KPA!
Kelebihan Cicilan Floating
1. Berpotensi lebih murah dalam jangka panjang
Ketika suku bunga acuan turun, cicilan ikut turun sehingga total pembayaran bisa lebih ringan dibanding cicilan tetap. Ini jadi keuntungan besar bagi pinjaman tenor panjang, seperti KPR atau modal usaha.
2. Transparan dan mengikuti pasar
Karena bunganya mengacu pada BI Rate atau benchmark lain, kamu bisa memantau pergerakannya untuk memperkirakan cicilan ke depan. Artinya, cicilan floating adalah skema cicilan dengan bunga selaras dengan kondisi ekonomi aktual.
3. Tidak terikat pada tingkat bunga tinggi dalam jangka lama
Kalau ekonomi diprediksi membaik, kamu tidak terjebak pada bunga tetap lebih mahal. Fleksibilitas ini membuat cicilan floating adalah pilihan bagu investor properti, pelaku usaha, hingga debitur yang paham risiko.

Kekurangan dan Risiko Cicilan Floating
1. Ketidakpastian cicilan bulanan
Saat pasar sedang naik atau inflasi meningkat, bunga ikut naik, sehingga biaya cicilan bisa membengkak. Jadi cicilan floating adalah opsi yang menuntut kesiapan finansial.
2. Sulit membuat perencanaan keuangan jangka panjang
Karena nominal cicilan dapat berubah, budgeting, saving, dan alokasi dana darurat perlu lebih fleksibel serta disiplin.
3. Berpotensi meningkatkan total pembayaran pinjaman
Jika tren suku bunga tinggi berlangsung lama atau ekonomi tidak stabil, total biaya pinjaman bisa lebih besar dibanding cicilan tetap.
Risiko-risiko ini perlu dihitung sejak awal, karena cicilan floating adalah komitmen keuangan yang dipengaruhi faktor eksternal di luar kendalimu.
Baca juga: Cara Menghitung Bunga Bank: Rumus, Contoh, dan Tips Praktis
Cara Menghitung Cicilan Floating
Secara umum, rumus perhitungan bunga floating adalah:
Cicilan per bulan = (Sisa pokok pinjaman x bunga berjalan per tahun) / 12
Kunci memahami cicilan floating adalah memperhatikan dua angka: sisa pokok pinjaman dan bunga berlaku pada periode itu. Semakin besar pokok tersisa, semakin besar perubahan cicilan akibat perubahan suku bunga.
Contoh Perhitungan Cicilan Floating
Misalkan kamu mengambil pinjaman sebesar Rp200.000.000 dengan bunga awal 10 persen per tahun. Pada bulan berikutnya, suku bunga acuan naik menjadi 11 persen.
Maka cicilan bulan tersebut: (200.000.000 x 11 persen) / 12 = Rp1.833.333 per bulan
Jika tiga bulan kemudian bunga turun menjadi 9 persen, maka cicilannya berubah: (200.000.000 x 9 persen) / 12 = Rp1.500.000 per bulan
Contoh ini menunjukkan bahwa cicilan floating adalah skema yang sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga.

Faktor yang Mempengaruhi Bunga Floating
- Kebijakan moneter Bank Indonesia
- Inflasi dan kondisi ekonomi global
- Kebijakan internal bank
- Risiko kredit peminjam
- Pergerakan pasar keuangan
Karena faktor-faktor tersebut tidak sepenuhnya dapat diprediksi, cicilan floating adalah jenis cicilan yang menuntut kesiapan finansial.
Baca juga: Apakah Rumah Subsidi boleh Direnovasi? Simak Panduan Renovasi Rumah Subsidi Ini!
Tips Memilih Cicilan Floating
- Evaluasi kestabilan pemasukanmu
- Pahami tren ekonomi dan suku bunga acuan
- Bandingkan margin bank antar lembaga kredit
- Minta simulasi bunga worst-case scenario
- Pastikan ada dana darurat minimal 3-6 bulan cicilan
Dengan pendekatan ini, cicilan floating menjadi pilihan lebih aman serta terukur.
Tetap Terkendali di Tengah Perubahan Cicilan
Perubahan bunga memang tidak bisa kamu kendalikan, tapi kondisi keuanganmu bisa. Untuk itu, menggunakan kartu kredit Skorcard bisa jadi strategi cerdas dalam mengatur pengeluaran bulanan, memantau arus kas, sekaligus mendapatkan keuntungan tambahan seperti Skorpoint dan KrisFlier. Jadi meski cicilan floating adalah skema dinamis, kamu tetap punya pegangan finansial yang solid.
Baca juga: Tips & Cara Apply Kartu Kredit untuk Pemula
Kesimpulan
Pada akhirnya, cicilan floating adalah bentuk cicilan dengan bunga variabel yang mengikuti pasar. Skema ini menawarkan potensi penghematan, fleksibilitas, dan peluang finansial menguntungkan, tetapi juga membawa risiko ketidakpastian cicilan di masa depan. Selama kamu memahami cara kerja, cara menghitung, hingga kondisi ekonominya, keputusan memilih bunga floating bisa menjadi langkah finansial cerdas serta strategis.
Jika kamu ingin tetap nyaman menghadapi perubahan cicilan, pertimbangkan perencanaan keuangan lebih terstruktur dan gunakan instrumen finansial yang membantu mengoptimalkan cash flow. Dengan begitu, cicilan dengan skema floating adalah peluang, bukan ancaman.
FAQ seputar Cicilan Floating
- Apa arti sebenarnya dari cicilan floating?
Cicilan floating adalah skema pembayaran kredit dengan bunga variabel yang mengikuti suku bunga acuan, sehingga cicilan bisa naik atau turun selama tenor pinjaman. - Apa bedanya cicilan floating dan cicilan tetap?
Cicilan tetap memiliki bunga konstan sepanjang tenor, sedangkan cicilan floating adalah bunga yang dapat berubah mengikuti kondisi pasar dan kebijakan bank. - Apakah cicilan floating lebih murah?
Bisa iya, bisa tidak. Cicilan floating adalah pilihan yang berpotensi lebih murah ketika suku bunga acuan menurun, tetapi bisa lebih mahal jika suku bunga naik. - Produk pinjaman apa yang biasanya menggunakan cicilan floating?
Umumnya digunakan pada KPR, kredit modal kerja, pinjaman usaha, hingga pembiayaan jangka panjang mengikuti pergerakan pasar keuangan. - Kapan sebaiknya memilih cicilan floating?
Cocok saat tren suku bunga sedang turun, kamu punya cash flow stabil, serta siap menghadapi kemungkinan perubahan cicilan. Ingat, cicilan floating adalah opsi yang menuntut kesiapan finansial.


Leave a Reply