Kamu pasti sering merasakan kemudahan berbelanja online. Makin banyak platform e-commerce tersedia, tapi di balik kemudahan ini ternyata mengintai berbagai ancaman penipuan belanja online merugikan.
Kementerian Kominfo mencatat data mengkhawatirkan. Ada 405.000 laporan penipuan transaksi online dari 2017 hingga 2024. Lebih mengkhawatirkan lagi, 13,1% dari total kejahatan digital pada 2023 terjadi di sektor e-commerce.
Data terbaru CfDS UGM mengejutkan. Dari survei terhadap 1.700 responden di 34 provinsi, ternyata 66,6% masyarakat Indonesia pernah menjadi korban penipuan digital. Data terbaru APJII 2024 bahkan menunjukkan tren penipuan online meningkat drastis dari 10,3% menjadi 32,5%.
Angka ini menunjukkan betapa pentingnya memahami cara menghindari penipuan belanja online. Dengan begitu, kamu bisa berbelanja dengan aman tanpa khawatir.
Mari simak panduan lengkap tentang cara mengenali penipuan belanja online sekaligus tips mengidentifikasi penipuan online shopping berikut ini!
Baca juga: Cara Cek Rekening Penipu agar Terhindar dari Scam & Penipuan
Ciri-Ciri Penipuan Belanja Online
1. Waspadai Harga Terlalu Murah dan Menggiurkan
Salah satu ciri paling umum dari penipuan belanja online adalah penawaran harga jauh di bawah harga pasar. Penipu sering memanfaatkan keinginan konsumen untuk mendapatkan barang berkualitas dengan harga murah.
Contohnya, iPhone 13 dengan harga normal Rp 12 juta ditawarkan cuma Rp 2,5 juta. Jangan mudah tergiur, ya!
Kasus nyata terjadi pada tahun 2024 di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Seorang civitas akademika tertipu saat membeli baju lebaran serta mengalami kerugian Rp 875.000. Penipu menggunakan akun Instagram bersponsor dengan harga jauh lebih murah dari toko resmi.
Tenang, kamu pasti bisa mengenali tanda-tandanya dengan mudah. Selalu bandingkan harga dengan marketplace terpercaya lainnya. Jika perbedaannya terlalu drastis tanpa alasan jelas seperti diskon besar-besaran dari brand resmi, sebaiknya urungkan niat belanja di tempat tersebut. Inilah cara menghindari penipuan belanja online paling dasar namun sering diabaikan.

2. Periksa Kredibilitas Penjual dan Ulasan Pembeli
Sebelum berbelanja, pastikan kamu memeriksa track record penjual dengan teliti. Ada beberapa indikator penting:
- Jumlah follower wajar serta sesuai engagement
- Rating penjual konsisten
- Ulasan dari pembeli sebelumnya terlihat autentik
Contoh kasus penipuan belanja online mencuri perhatian adalah kasus Grab Toko pada Januari 2021. Kerugian mencapai Rp 17 miliar dengan 980 korban. Pelanggan tidak kunjung menerima barang sudah dibayar, sementara kantor fisik di Rasuna Said ternyata sudah kosong.
Nah, penjual terpercaya biasanya memiliki badge verifikasi seperti “Star Seller” atau “Power Merchant” di marketplace resmi. Baca ulasan secara detail, perhatikan komentar tentang kualitas produk, kecepatan pengiriman, serta responsivitas customer service.
Baca juga: Tips Keamanan Kartu Kredit & Debit untuk Proteksi Keuangan Sehari-hari
3. Hindari Transaksi di Luar Platform Resmi
Para penipu sering mengajak calon pembeli melakukan transaksi di luar marketplace. Mereka akan memberikan berbagai alasan, seperti harga lebih murah atau proses lebih cepat. Kemudian meminta transfer langsung ke rekening pribadi atau melalui aplikasi chat seperti WhatsApp.
Jangan mudah tergiur dengan tawaran seperti ini! Modus ini sangat berbahaya karena kamu kehilangan perlindungan dari sistem escrow marketplace. E-commerce resmi hanya akan memberikan uang kepada penjual setelah transaksi berhasil, sehingga risiko penipuan online shopping menjadi minimal.
Gunakan selalu platform resmi sudah terverifikasi seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, atau Lazada. Hindari mengklik link domain mencurigakan seperti tokopedia8.vip atau shopee7.xyz merupakan situs penipuan.

4. Waspada Terhadap Identitas Akun Mencurigakan
Akun penipu biasanya memiliki ciri-ciri khusus bisa kamu kenali. Perhatikan kualitas foto produk buruk atau terlihat seperti hasil screenshot, kolom komentar dinonaktifkan, serta riwayat perubahan nama akun terlalu sering.
Untuk mengecek riwayat nama akun di Instagram, klik titik tiga di kanan atas profil, pilih “Tentang Akun Ini”, kemudian klik “Nama Pengguna Sebelumnya”. Jika terdapat banyak perubahan nama dalam waktu singkat, sebaiknya hindari berbelanja di akun tersebut.
Nah, perlu kamu perhatikan selanjutnya adalah akun penipu juga sering menggunakan foto profil, logo, serta feed tampak amatir. Mereka biasanya memiliki follower tidak sebanding dengan engagement di setiap postingan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Kode OTP, Jenis, dan Cara Kerjanya
5. Jangan Mudah Memberikan Data Pribadi dan OTP
Salah satu modus terbaru dalam penipuan online adalah pencurian data pribadi. Penipu akan menyamar sebagai pembeli merasa khawatir tertipu, lalu meminta penjual mengirimkan foto lengkap dengan KTP untuk “memastikan kepercayaan”.
Setelah mendapatkan data pribadi, mereka akan meminta kode OTP dengan berbagai alasan. Jika kamu memberikan informasi ini, akun bank atau e-wallet bisa diakses sepenuhnya oleh penipu.
Harus kamu ingat: institusi resmi seperti bank atau marketplace tidak akan pernah meminta OTP melalui telepon, SMS, email, atau aplikasi chat. Kode OTP bersifat rahasia serta hanya boleh digunakan oleh pemilik akun.

6. Hindari Paket COD Misterius Tidak Pernah Dipesan
Cash on Delivery (COD) tadinya menjadi solusi aman untuk berbelanja online, kini juga dimanfaatkan penipu dengan modus baru. Mereka mengirim paket “misterius” dengan sistem COD mengharuskan penerima membayar harga produk beserta ongkos kirim kepada kurir.
Padahal si penerima atau anggota keluarga lainnya tidak pernah memesan barang tersebut. Modus ini memanfaatkan ketidaktahuan antar anggota keluarga tentang pesanan masing-masing.
Jangan panik jika menghadapi situasi ini. Selalu komunikasikan dengan seluruh anggota keluarga setiap kali ada paket COD datang. Jika tidak ada mengaku memesan, jangan terima paket tersebut serta laporkan kepada pihak ekspedisi.
Baca juga: Apa Itu CVV/CVC pada Kartu Debit? Penjelasan & Fungsinya
7. Verifikasi Keaslian Website dan Aplikasi Belanja
Penipu sering membuat website palsu meniru tampilan marketplace terkenal. Mereka menggunakan domain serupa namun dengan sedikit perbedaan huruf atau menambahkan angka di belakang nama asli.
Kamu bisa menghindari ini dengan mudah. Pastikan selalu berbelanja melalui aplikasi resmi diunduh dari Google Play Store atau Apple App Store. Periksa URL website dimulai dengan “https://” serta ada ikon gembok di sebelah alamat web menunjukkan koneksi aman.
Waspadai link dikirim melalui SMS, email, atau media sosial. Lebih baik ketik manual alamat website resmi daripada mengklik link dari sumber tidak jelas.
8. Gunakan Kartu Kredit untuk Perlindungan Ekstra
Membayar dengan kartu kredit memberikan perlindungan tambahan dibandingkan transfer langsung atau e-wallet. Kartu kredit memiliki sistem dispute memungkinkan kamu mengajukan chargeback jika terjadi penipuan.
Untuk perlindungan ekstra saat berbelanja online, pertimbangkan menggunakan Mayapada Skorcard. Kartu kredit ini dilengkapi sistem notifikasi real-time untuk setiap transaksi, sehingga kamu bisa langsung mendeteksi aktivitas mencurigakan.
Plus, dengan fitur gamifikasi Skorpoint bisa dikonversi menjadi KrisFlyer Miles, setiap pembelian online aman memberikan reward tambahan untuk perjalanan impianmu. Dirancang khusus untuk generasi tech-savvy seperti kamu!
Mayapada Skorcard juga menawarkan tracking pengeluaran canggih membantu kamu memantau pola belanja online dengan detail, sehingga aktivitas tidak wajar bisa terdeteksi lebih cepat.
Contoh Nyata Kasus Penipuan Belanja Online di Indonesia
Kasus terbaru cukup menggemparkan terjadi pada 2024, dimana seorang wartawan berinisial PIS menjadi korban penipuan berkedok penjualan pakaian online dengan total kerugian Rp 66,3 juta. Bermula dari pembelian pakaian impor seharga Rp 400 ribu, korban terus diminta membayar biaya tambahan dengan berbagai alasan hingga kerugian membengkak.
Kasus lainnya adalah penipuan massal baju lebaran di media sosial menargetkan perempuan muslimah. Penipu menggunakan akun Instagram bersponsor dengan nuansa religius untuk menarik kepercayaan calon korban. Setelah transfer dilakukan, akun langsung memblokir pembeli serta mengganti nama akun.
Selebritas Elma Theana juga pernah mengalami penipuan pada Agustus 2021 saat berbelanja minyak goreng untuk usahanya di marketplace. Ia diminta mengganti jasa pengiriman oleh pihak mengaku dari ekspedisi, padahal itu adalah modus untuk menguras rekening hingga kerugian mencapai Rp 7,5 juta.
Baca juga: Memahami Pentingnya Literasi Keuangan dalam Kehidupan Sehari-hari
Langkah-Langkah Jika Menjadi Korban Penipuan
Jika kamu sudah terlanjur menjadi korban penipuan belanja online, jangan panik. Ada beberapa langkah bisa segera dilakukan untuk meminimalkan kerugian:
- Pertama, kumpulkan semua bukti transaksi seperti screenshot percakapan, bukti transfer, serta foto akun penipu sebelum atau sesudah berganti nama. Dokumentasi ini penting untuk proses pelaporan.
- Kedua, laporkan nomor rekening penipu ke rekening.id agar bisa segera diblokir. Layanan ini dikembangkan pemerintah untuk mencegah rekening bermasalah digunakan kembali.
- Ketiga, lakukan pelaporan ke platform Lapor.go.id dengan melampirkan semua bukti yang ada. Dalam 3 hari laporan akan diverifikasi atau diteruskan ke instansi terkait, kemudian ditindaklanjuti dalam 5 hari kerja.

Peran Teknologi dan Regulasi dalam Memerangi Penipuan Online
Pemerintah Indonesia terus memperkuat upaya pemberantasan penipuan digital melalui berbagai inisiatif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia bekerja sama dengan platform e-commerce untuk meningkatkan sistem keamanan transaksi online.
Platform monitoring kredit seperti aplikasi Skorlife membantu kamu memantau aktivitas finansial secara real-time. Dengan menggunakan aplikasi Skorlife, kamu bisa mengecek skor kredit serta riwayat finansial mungkin terpengaruh akibat penipuan.
Selain itu, penting untuk menggunakan aplikasi pengidentifikasi kontak seperti GetContact untuk mengecek nomor telepon mencurigakan. Kombinasi berbagai tools teknologi ini memberikan perlindungan berlapis terhadap berbagai modus penipuan.
Baca juga: Impulsive Buying: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengendalikannya
Kesimpulan: Waspada tapi Tetap Nikmati Berbelanja Online
Penipuan belanja online memang mengintai, namun dengan pengetahuan tepat kamu tetap bisa menikmati kemudahan berbelanja digital. Ingat selalu untuk memverifikasi kredibilitas penjual, menggunakan platform terpercaya, serta tidak mudah tergiur harga terlalu murah.
Pemanfaatan teknologi finansial seperti kartu kredit dengan sistem tracking canggih juga membantu memberikan perlindungan ekstra. Mayapada Skorcard dengan sistem gamifikasi serta reward-nya membuat pengalaman berbelanja online menjadi lebih aman sekaligus menguntungkan.
Terpenting adalah selalu waspada namun tidak berlebihan hingga menghambat aktivitas berbelanja online memang memberikan banyak kemudahan. Dengan menerapkan cara menghindari penipuan belanja online di atas, kamu pasti bisa berbelanja dengan tenang serta terhindar dari jeratan para penipu online.
Ingat, Mayapada Skorcard siap mendampingi perjalanan belanja online kamu dengan sistem keamanan terdepan. Sistem Skorpoint mengubah belanja menjadi pengalaman rewarding membuat setiap transaksi tidak hanya aman, tapi juga menguntungkan!
Leave a Reply