Di era modern ini, mengatur keuangan pribadi bukan lagi sekadar menabung. Banyak orang bertanya, “budgeting adalah apa sih?” atau “budget itu apa?” Sederhananya, budgeting artinya proses merencanakan dan mengelola uang agar pemasukan dan pengeluaran seimbang, tujuan keuangan tercapai, dan stres finansial berkurang.
Dengan budgeting, kamu bisa mengetahui ke mana uangmu pergi, mengurangi risiko utang, dan memaksimalkan peluang menabung atau berinvestasi. Lalu apa itu budgeting, manfaatnya, cara membuat, hingga tips tambahan agar lebih optimal? Berikut ulasan lengkapnya.
Baca juga: Mengenal Apa itu Cash Flow & Cara Mengaturnya
Budgeting Itu Apa dan Mengapa Penting?

Sebelum masuk ke cara membuat budgeting, mari pahami dulu budget itu apa. Secara sederhana, budget adalah rencana pengeluaran dan pemasukan untuk periode tertentu, biasanya per bulan. Memiliki anggaran jelas bukan hanya soal menahan diri untuk tidak boros, tapi lebih kepada strategi untuk mencapai tujuan finansial, misalnya:
- Menabung untuk dana darurat.
- Membeli rumah atau kendaraan.
- Liburan tanpa mengganggu kebutuhan sehari-hari.
- Investasi jangka panjang.
Menurut survei dari National Endowment for Financial Education (NEFE), orang yang rutin membuat budgeting 50% lebih mungkin mencapai tujuan finansial dibanding mereka yang tidak memiliki anggaran. Ini membuktikan bahwa budgeting adalah kunci keberhasilan pengelolaan keuangan pribadi.
Baca juga: 5 Jenis Pengeluaran & Tips Manajemen Pengeluaran
Manfaat Budgeting
Membuat budgeting rutin memberikan berbagai manfaat nyata:
- Kontrol Pengeluaran: Kamu tahu persis berapa uang masuk dan keluar.
- Hindari Hutang Tidak Perlu: Dengan pengelolaan yang jelas, risiko utang konsumtif berkurang.
- Fokus pada Tujuan Finansial: Mulai dari tabungan hingga investasi.
- Persiapan Darurat: Lebih siap menghadapi pengeluaran tak terduga.
- Ketenangan Pikiran: Uang dikelola secara rapi, mengurangi stres finansial.

Cara Membuat Budgeting yang Efektif
Berikut langkah-langkah praktis membuat budgeting yang efektif dan mudah diterapkan:
1. Catat Semua Pemasukan
Langkah pertama adalah mengetahui jumlah uang yang masuk tiap bulan. Masukkan semua sumber penghasilan:
- Gaji bulanan
- Bonus atau komisi
- Penghasilan sampingan
- Hadiah atau pendapatan tak terduga
Dengan mengetahui pemasukan total, kamu bisa lebih mudah menentukan alokasi pengeluaran.
2. Kelompokkan Pengeluaran
Pengeluaran dibagi menjadi tiga kategori utama:
- Kebutuhan Pokok: Makanan, transportasi, tagihan listrik, air, internet.
- Keinginan: Hiburan, hobi, makan di luar, belanja.
- Tabungan/Investasi: Dana darurat, reksa dana, deposito, atau saham.
Misalnya, kamu memiliki penghasilan Rp10 juta per bulan, alokasi budgeting bisa 50% kebutuhan pokok, 30% keinginan, dan 20% tabungan/investasi.
3. Buat Rencana Realistis
Budgeting bukan soal menahan diri secara ekstrem. Pastikan pengeluaran sesuai gaya hidup tanpa membuat stres. Gunakan prinsip 70/20/10 atau 50/30/20 sesuai kebutuhan pribadi.
4. Gunakan Aplikasi atau Tools Keuangan
Mengelola budgeting bisa lebih mudah dengan aplikasi keuangan, spreadsheet, atau bahkan catatan manual. Beberapa fitur yang berguna:
- Notifikasi pengeluaran.
- Grafik pengeluaran per kategori.
- Reminder pembayaran tagihan rutin.
Dengan tools ini, kamu bisa melihat tren pengeluaran dan menyesuaikan budget agar lebih efisien.
5. Review dan Evaluasi Berkala
Setiap bulan, evaluasi:
- Apakah anggaran sesuai realisasi pengeluaran?
- Apakah ada kategori yang over budget?
- Apakah ada pengeluaran yang bisa dipotong atau dialokasikan ke tabungan?
Evaluasi rutin memastikan budgeting tetap relevan dan efektif.

Contoh Sederhana Budgeting Pribadi
Supaya lebih mudah dipahami, mari lihat contoh budgeting sederhana untuk seseorang dengan penghasilan Rp10.000.000 per bulan:
Kategori | Pemasukan (Rp) | Pengeluaran (Rp) | Sisa / Tabungan (Rp) |
Gaji Bulanan | 10.000.000 | – | 10.000.000 |
Kebutuhan Pokok | – | 5.000.000 | – |
Keinginan/Hiburan | – | 3.000.000 | – |
Tabungan / Investasi | – | 2.000.000 | 2.000.000 |
Dari tabel ini, terlihat alokasi penghasilan: 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan/hiburan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Dengan catatan sederhana ini, kamu bisa lebih mudah memantau pengeluaran harian, menyesuaikan alokasi bulan berikutnya, dan memastikan tujuan finansial tetap tercapai.
Selain itu, contoh ini bisa dimodifikasi sesuai kondisi masing-masing, misalnya menambah kategori dana darurat atau pembayaran cicilan.
Baca juga: Tips Menabung Harian Mulai dari Rp5.000: Kecil Tapi Konsisten
Tips Agar Budgeting Lebih Optimal
- Fleksibel tapi Disiplin
Budgeting adalah panduan, bukan hukuman. Jangan terlalu kaku, tapi tetap disiplin agar anggaran bisa dijalankan jangka panjang. - Dana Darurat Prioritas Utama
Selalu sediakan dana darurat minimal 3-6 bulan pengeluaran rutin. Dana ini penting untuk menghadapi situasi tak terduga seperti sakit atau perbaikan rumah. - Gunakan Kartu Kredit Bijak
Misalnya dengan Skorcard, pembayaran tagihan bulanan bisa lebih mudah tanpa mengganggu cash flow. Selain itu, setiap transaksi dapat mengumpulkan Skorpoint dan KrisFlier, yang bisa ditukarkan untuk berbagai keuntungan tambahan, seperti diskon atau tiket perjalanan. - Diversifikasi Tabungan & Investasi
Jangan hanya menabung di bank. Kombinasikan tabungan dengan investasi sesuai profil risiko, misalnya reksa dana, deposito, atau saham. Ini membantu uangmu tumbuh lebih optimal. - Libatkan Seluruh Keluarga
Jika kamu punya tanggungan keluarga, libatkan mereka dalam perencanaan budgeting. Dengan begitu, seluruh anggota keluarga bisa mendukung penggunaan anggaran dengan lebih bijak dan konsisten.
Kesalahan Umum Saat Membuat Budgeting
Membuat budgeting memang penting, tapi ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan, bahkan oleh orang yang sudah paham keuangan:
1. Tidak Mencatat Pengeluaran Kecil Sehari-hari
Seringkali kita lupa mencatat pengeluaran harian yang tampak kecil, seperti kopi, jajanan, transportasi, atau langganan aplikasi. Walaupun terlihat remeh, jika dijumlahkan sebulan bisa mencapai jutaan rupiah dan mengacaukan rencana anggaran. Solusinya, catat semua transaksi, sekecil apapun, agar budgeting tetap akurat.
2. Terlalu Kaku Sehingga Sulit Dipertahankan
Beberapa orang membuat anggaran yang sangat ketat, misalnya tidak boleh membeli kopi atau hiburan sama sekali. Padahal, budgeting harus realistis dan fleksibel agar bisa diterapkan dalam jangka panjang. Anggaran yang terlalu kaku justru membuat kita mudah putus asa dan kembali boros.
3. Tidak Meninjau Budget Secara Rutin
Membuat budget sekali saja tidak cukup. Pengeluaran dan pemasukan bisa berubah setiap bulan, misalnya ada kenaikan tagihan listrik, bonus, atau kebutuhan tak terduga. Tanpa evaluasi rutin, anggaran bisa tidak relevan dan tujuan finansial sulit tercapai.
4. Mengandalkan Memori, Bukan Catatan atau Aplikasi
Banyak orang masih mengandalkan ingatan untuk mengelola uang. Masalahnya, otak manusia sering lupa, apalagi untuk transaksi kecil sehari-hari. Dengan mencatat di aplikasi atau spreadsheet, kamu bisa melihat pola pengeluaran, menemukan pengeluaran boros, dan menyesuaikan budget agar lebih efektif.
Dengan menghindari keempat kesalahan ini, budgeting bukan lagi sekadar rencana di atas kertas, tapi menjadi alat yang benar-benar bermanfaat untuk mencapai kebebasan finansial dan kontrol penuh atas keuangan pribadi.
Baca juga: Bikin Budget Nikah Bareng Pasangan: Biar Nggak Kaget di Tengah Jalan
Kesimpulan
Singkatnya, budgeting adalah pondasi dari pengelolaan keuangan pribadi yang sehat. Dengan memahami budget itu apa, mencatat pemasukan, mengelompokkan pengeluaran, dan evaluasi rutin, kamu bisa mencapai tujuan finansial lebih cepat dan tanpa stres.
Untuk mempermudah pengelolaan anggaran, pertimbangkan menggunakan Skorcard. Selain membayar tagihan lebih mudah, kamu bisa mengumpulkan Skorpoint dan KrisFlier untuk menikmati keuntungan tambahan.
Mulai dari sekarang, atur keuangan dengan budgeting, dan lihat sendiri perubahan positif pada kehidupan finansialmu!
Leave a Reply