Pernah nggak sih merasa bingung mengapa saldo di rekening cepat habis padahal merasa tidak belanja sesuatu yang mahal?
Atau tiba-tiba menyadari kalau kartu kredit sudah hampir limit tanpa bisa mengingat untuk apa saja uang digunakan?
Jangan khawatir, kamu nggak sendirian mengalami hal ini!
Overspending adalah fenomena yang dialami banyak orang, terutama di era digital seperti sekarang. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5.1% di 2024 menjadi 5.2% di 2025, daya beli masyarakat meningkat namun juga membawa tantangan baru dalam pengelolaan keuangan.
Baca juga: Frugal Living: Hidup Hemat Tanpa Pelit, Bisa Kok!
Apa Sih Overspending Itu dan Kenapa Bisa Terjadi?
Sederhananya, overspending adalah kebiasaan menghabiskan uang melebihi kemampuan finansial kamu.
Ini terjadi ketika pengeluaran bulanan secara konsisten lebih besar dari pendapatan. Atau saat kamu sering membeli barang-barang tidak diperlukan.
Seberapa sering ini terjadi di Indonesia?
Ternyata kamu nggak sendirian! Survei NielsenIQ Indonesia 2024 mengungkap fakta mengejutkan:
- 83% orang Indonesia aktif cari tambahan penghasilan di luar pekerjaan utama
- 23% siap tambah utang demi mempertahankan gaya hidup saat ini
- 37% berbelanja online setiap minggu
Kenapa makin mudah overspending di era digital?
Data menunjukkan 37% masyarakat Indonesia berbelanja online setiap minggu, dengan tren live shopping kini digunakan 6 dari 10 pembeli online.
Kemudahan ini memang memberikan kenyamanan, namun juga meningkatkan risiko kebiasaan boros serta pengeluaran berlebihan tak terkontrol.

Kenapa Kamu Bisa Jadi Overspending? Ini Penyebabnya!
1. Belanja Emosional – Shopping Therapy Menyesatkan
Salah satu penyebab utama overspending adalah emotional spending.
Ini adalah kebiasaan berbelanja untuk mengatasi perasaan tertentu seperti stres, sedih, atau bahkan bahagia.
Fun fact: 58% konsumen Indonesia rela mengeluarkan uang ekstra untuk momen-momen spesial!
2. Pengaruh Media Sosial serta FOMO
Media sosial menciptakan tekanan tersendiri untuk mengikuti tren atau gaya hidup tertentu.
Fear of Missing Out (FOMO) membuat banyak orang merasa perlu membeli produk atau mengikuti aktivitas sedang populer.
Meskipun sebenarnya tidak sesuai dengan anggaran mereka.
Baca juga: 8 Cara Hemat Menggunakan Kartu Kredit untuk Benefit Maksimal
3. Nggak Ada Perencanaan Keuangan Jelas
Tanpa anggaran jelas serta tracking pengeluaran baik, sangat mudah untuk kehilangan kendali atas keuangan.
Banyak orang tidak menyadari ke mana uang mereka pergi setiap bulannya.
4. Kemudahan Pembayaran Digital Bikin “Lupa Diri”
Sistem pembayaran digital semakin canggih membuat proses transaksi menjadi sangat mudah serta cepat.
Data terbaru menunjukkan:
- 38.7% populasi Indonesia pakai layanan “beli sekarang, bayar nanti”
- 13.4 juta pengguna aktif BNPL per Desember 2023
- 76% responden menggunakan dompet digital untuk e-commerce di 2024
Kemudahan ini sering bikin kita “lupa diri” saat belanja!

Bahaya Overspending Buat Keuangan Kamu
1. Terjebak dalam Siklus Utang Nggak Ada Habisnya
Overspending berkelanjutan dapat membuat kamu terjebak dalam siklus utang sulit dipecahkan.
Ketika pengeluaran rutin melebihi pendapatan, solusi sering dipilih adalah menggunakan kartu kredit atau pinjaman.
Alhasil? Beban bunga serta cicilan bulanan makin menumpuk.
2. Dana Darurat? Apa Itu?
Kebiasaan overspending membuat prioritas menabung untuk dana darurat menjadi terabaikan.
Data mencengangkan:
- Konsumen merasa aman secara finansial turun dari 26% (mid-2023) jadi 13% (mid-2024)
- Rasio tabungan nasional menurun dari 19.8% (2019) jadi 15.4% (November 2023)
Ini artinya makin banyak orang Indonesia hidup tanpa safety net finansial!
3. Stres Finansial Ganggu Hidup
Masalah keuangan akibat overspending dapat berdampak pada kesehatan mental.
Survei TGM 2024 menunjukkan:
- 78% responden mengakui telah melakukan modifikasi gaya hidup dalam 3 bulan terakhir karena tekanan ekonomi
- 23% khawatir soal keamanan finansial
- 17% stress karena kenaikan harga
Stres finansial ini pada akhirnya mengganggu produktivitas kerja, hubungan personal, serta kualitas hidup secara keseluruhan.

7 Strategi Ampuh Atasi Kebiasaan Overspending
1. Buat Anggaran Bulanan Realistis (Nggak Pelit, Tapi Bijak!)
Langkah pertama mengatasi overspending adalah membuat anggaran bulanan detail serta realistis.
Caranya:
- Catat semua pendapatan bulanan
- List pengeluaran wajib: sewa, transportasi, makanan
- Alokasikan untuk tabungan (minimal 20%)
- Sisakan ruang untuk hiburan (tapi dalam batas wajar!)
2. Terapkan Aturan 24 Jam untuk Belanja Non-Esensial
Sebelum membeli barang bukan kebutuhan mendesak, berikan jeda waktu minimal 24 jam.
Why it works? Metode ini sangat efektif mengurangi pembelian impulsif sering menjadi biang keladi overspending.
Sering banget kan tiba-tiba pengen beli sesuatu, tapi besoknya mikir “ngapain sih kemarin beli ini?”
3. Gunakan Metode Envelope atau Amplop Digital
Alokasikan anggaran untuk setiap kategori pengeluaran dalam “amplop” terpisah, baik secara fisik maupun digital.
Aturan mainnya: Ketika amplop untuk kategori tertentu sudah habis, kamu harus menunggu bulan depan untuk berbelanja di kategori tersebut lagi.
Simple tapi efektif!
Baca juga: Apa Itu Budgeting & Cara Mengatur Anggaran
4. Manfaatkan Teknologi untuk Tracking Pengeluaran
Salah satu cara efektif mengelola pengeluaran berlebihan adalah dengan memanfaatkan kartu kredit memiliki sistem tracking otomatis.
Did you know? Dengan penetrasi kartu kredit di Indonesia masih rendah di kisaran 2-6%, masih banyak ruang untuk memanfaatkan teknologi finansial tepat.
Mayapada Skorcard dapat membantu kamu memantau setiap transaksi secara real-time sekaligus memberikan insight tentang pola pengeluaran. Sistem gamifikasi tersedia membuat proses budgeting menjadi lebih menyenangkan dengan reward berupa Skorpoint bisa dikonversi menjadi KrisFlyer Miles.
5. Praktikkan Mindful Spending
Sebelum melakukan pembelian, tanyakan pada diri sendiri:
“Apakah ini benar-benar saya butuhkan?”
“Apakah pembelian ini sesuai dengan tujuan finansial saya?”
Mindful spending membantu kamu membuat keputusan finansial lebih bijak serta mengurangi penyesalan di kemudian hari. Metode ini sangat efektif untuk mengatasi kebiasaan boros sering muncul tanpa disadari.
6. Cari Alternatif Hiburan Lebih Hemat
Data menunjukkan bahwa 64% konsumen Indonesia memilih pengalaman di rumah untuk menghemat pengeluaran dining serta hiburan.
Ide hemat tapi tetap seru:
- Nonton film di rumah bareng teman
- Masak bersama (sambil eksperimen resep baru!)
- Eksplorasi tempat wisata lokal gratis/murah
- Ikut komunitas hobi tidak mahal
7. Bangun Emergency Fund Sebagai Buffer
Mulai membangun dana darurat meskipun dengan nominal kecil setiap bulan.
Dana darurat akan mencegah kamu menggunakan kartu kredit ketika ada pengeluaran tak terduga, sehingga terhindar dari siklus utang merugikan.
Target ideal: 6x pengeluaran bulanan untuk dana darurat.
Bangun Kebiasaan Finansial Sehat untuk Jangka Panjang
Monitor Skor Kredit Secara Berkala
Untuk memastikan kesehatan finansial jangka panjang, penting memantau riwayat kredit secara rutin.
Aplikasi Skorlife memungkinkan kamu mengecek skor kredit serta kondisi SLIK secara real-time, sehingga kamu bisa mengambil langkah korektif jika diperlukan.
Tetapkan Tujuan Finansial Spesifik
Memiliki tujuan finansial jelas memberikan motivasi konkret untuk mengendalikan pengeluaran.
Contoh tujuan SMART:
- “Menabung Rp10 juta untuk liburan dalam 12 bulan”
- “Melunasi utang kartu kredit dalam 6 bulan”
- “Beli gadget baru tanpa ngutang dalam 8 bulan”
Edukasi Diri tentang Literasi Keuangan
Terus tingkatkan pengetahuan tentang manajemen keuangan melalui buku, podcast, atau webinar.
Semakin memahami konsep keuangan, semakin mudah untuk membuat keputusan finansial tepat.

Ubah Mindset: Dari Pengeluaran Jadi Investasi
Salah satu cara efektif mengatasi overspending adalah mengubah cara pandang terhadap uang.
Instead of: Melihat uang sebagai alat untuk membeli keinginan sesaat Try this: Melihatnya sebagai alat untuk membangun masa depan lebih baik
Setiap kali kamu berhasil menahan diri untuk tidak membeli sesuatu tidak perlu, anggap itu sebagai investasi untuk tujuan finansial jangka panjang.
Contoh konkret: Uang Rp500.000 tidak dihabiskan untuk shopping impulsif bisa dialihkan untuk dana darurat atau investasi memberikan return di masa depan.
Baca juga: 5 Jenis Pengeluaran & Tips Manajemen Pengeluaran
Kesimpulan: Kamu Bisa Atasi Overspending!
Overspending adalah tantangan bisa diatasi dengan strategi tepat serta komitmen konsisten.
Kunci utamanya:
- Awareness terhadap pola pengeluaran
- Disiplin dalam menjalankan anggaran
- Memanfaatkan tools tepat untuk budgeting
Ingat, mengatasi overspending bukan berarti kamu harus hidup pelit atau tidak boleh menikmati hasil kerja keras.
Penting adalah memastikan setiap pengeluaran sesuai dengan kemampuan finansial serta mendukung tujuan jangka panjang kamu.
Mulai hari ini, ambil kendali atas keuangan kamu dengan menerapkan tips-tips telah dibahas. Mayapada Skorcard siap mendampingi perjalanan finansial kamu dengan fitur-fitur canggih membantu tracking pengeluaran sekaligus memberikan reward menarik untuk setiap transaksi bijak kamu lakukan.
Leave a Reply