Ketika kamu mulai masuk ke dunia keuangan, baik sebagai pekerja, investor pemula, atau pemilik bisnis, kamu pasti sering menemukan istilah liquidity. Banyak yang tahu istilahnya, tapi tidak benar-benar memahami apa itu liquidity, bagaimana cara kerjanya, serta kenapa konsep ini bisa menentukan sehat atau tidaknya kondisi finansial seseorang maupun perusahaan.
Secara sederhana, liquidity adalah kemampuan suatu aset untuk diubah menjadi uang tunai dengan cepat tanpa membuat nilainya jatuh secara signifikan. Namun pada praktiknya, likuiditas jauh lebih kompleks, karena terkait langsung dengan keamanan finansial, kesiapan menghadapi situasi darurat, dan kemampuan memanfaatkan peluang.
Baca juga: Tips & Cara Menggunakan Kartu Kredit secara Bijak
Apa Itu Liquidity?
Untuk menjawab apa itu liquidity, bayangkan situasi sederhana: kamu butuh uang mendadak hari ini, dan ingin mencairkan aset milikmu. Aset mana yang bisa dijual dalam hitungan menit, jam, atau hari, tanpa rugi besar? Itulah konsep likuiditas.
Secara resmi, liquidity adalah ukuran seberapa cepat suatu aset bisa menjadi uang tunai tanpa mengorbankan stabilitas harga. Dalam konteks perusahaan, likuiditas juga berarti kemampuan bisnis untuk membayar kewajiban jangka pendek,mulai dari gaji karyawan sampai utang supplier, tanpa hambatan.
Semakin tinggi likuiditas, semakin fleksibel keuangan kamu.
Kenapa Memahami Liquidity itu Penting?
Mengetahui apa itu liquidity bukan cuma buat teori. Ini penting karena:
- Menentukan kemampuan menghadapi keadaan darurat.
- Mempengaruhi strategi investasi jangka pendek dan jangka panjang.
- Menghindarkan kamu dari risiko financial distress.
- Membantu memilih produk investasi secara tepat berdasarkan tujuan.
- Membantu perusahaan menjaga operasi tetap berjalan tanpa gangguan.
Tanpa likuiditas yang baik, aset berharga sekalipun bisa terasa tidak berguna.

Jenis-Jenis Liquidity yang Perlu Kamu Tahu
Untuk memahami apa itu liquidity secara menyeluruh, kamu perlu memahami dua jenis besarnya: likuiditas aset dan likuiditas perusahaan.
1. Liquidity Aset (Asset Liquidity)
Jenis likuiditas ini membahas seberapa cepat suatu aset bisa diperjualbelikan tanpa penurunan harga besar. Contoh aset sangat likuid:
- Uang tunai
- Tabungan bank
- E-wallet
- Deposito (likuid tapi butuh proses)
- Reksadana pasar uang
- Saham blue chip
Contoh aset kurang likuid:
- Properti
- Kendaraan
- Koleksi seni
- Saham perusahaan kecil dengan volume rendah
Semakin tinggi minat pasar terhadap aset tersebut, semakin tinggi tingkat likuiditasnya.
Baca juga: 8 Manfaat Menabung untuk Kesehatan Finansialmu
2. Liquidity Perusahaan (Corporate Liquidity)
Ini fokus pada kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas baik dianggap sehat serta lebih stabil saat kondisi pasar tidak menentu.
Beberapa rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas perusahaan:
- Current Ratio
Aset lancar / Liabilitas lancar. Jika hasilnya di atas 1, kondisi biasanya dianggap aman. - Quick Ratio
(Aset lancar – Persediaan) / Liabilitas lancar. Lebih ketat, karena persediaan biasanya tidak bisa dijual cepat tanpa diskon besar. - Cash Ratio
Kas dan setara kas / Liabilitas lancar. Ini rasio paling konservatif.
Dengan memahami rasio-rasio ini, kamu tidak hanya tahu apa itu liquidity, tapi juga bisa menilai kesehatan finansial perusahaan dengan lebih profesional.

Contoh Liquidity dalam Kehidupan Nyata
Untuk membuat konsep liquidity adalah lebih konkret, berikut beberapa contoh sehari-hari:
A. Tabungan
Aset paling likuid. Kamu bisa tarik kapan saja tanpa biaya besar. Itulah kenapa tabungan wajib jadi fondasi keuangan pribadi.
B. Reksadana Pasar Uang
Biasanya bisa dicairkan T+1 atau T+2. Cocok untuk dana darurat dan kebutuhan yang tidak terlalu mendesak.
C. Saham
Likuiditas saham tergantung volume transaksi. Saham blue chip biasanya sangat likuid, sementara saham gorengan bisa sangat tidak likuid karena jarang diperdagangkan.
D. Emas
Termasuk cukup likuid karena bisa dijual ke toko emas atau platform digital dengan cepat. Namun harga bisa bervariasi.
E. Properti
Contoh aset illiquid. Butuh waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk dijual, dan biaya transaksi cukup besar.
Dengan contoh di atas, kamu bisa melihat bahwa apa itu liquidity bukan hanya teori, tapi konsep yang benar-benar menentukan seberapa siap kamu menghadapi kebutuhan finansial mendadak.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Liquidity
Ada beberapa hal yang membuat satu aset lebih likuid dari aset lain:
- Permintaan Pasar
Semakin banyak yang berminat membeli, semakin mudah dijual.
- Volume Transaksi
Aset dengan transaksi harian tinggi biasanya lebih likuid.
- Biaya Transaksi
Biaya administrasi, pajak, hingga fee broker bisa menurunkan likuiditas.
- Informasi Transparan
Aset atau perusahaan dengan informasi jelas cenderung memiliki likuiditas lebih tinggi.
- Stabilitas Harga
Harga yang stabil membuat pembeli dan penjual lebih nyaman bertransaksi.
Baca juga: Rasio Keuangan: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Risiko Jika Liquidity Terlalu Rendah
Masalah likuiditas bukan hal sepele. Konsekuensinya bisa serius:
- Tidak bisa memenuhi pengeluaran darurat
- Aset bernilai tinggi jadi tidak berguna
- Risiko gagal bayar meningkat
- Peluang investasi hilang
- Operasional bisnis terganggu
- Kepercayaan investor menurun
Dalam dunia bisnis, krisis likuiditas adalah salah satu penyebab utama kebangkrutan.
Cara Meningkatkan Liquidity dalam Keuangan Pribadi
Setelah paham apa itu liquidity, tentu kamu ingin tahu bagaimana cara meningkatkan likuiditas keuangan kamu tanpa harus menjual semua aset.
Berikut langkah-langkah praktis yang bisa kamu lakukan:
1. Siapkan Dana Darurat
Siapkan dana darurat minimal 3-6 bulan pengeluaran bulanan. Jangan simpan dalam bentuk aset illiquid seperti properti atau koleksi langka.
2. Perkuat Cash Flow
Punya sistem budgeting jelas akan membantu mengatur pemasukan dan pengeluaran.
3. Manfaatkan Kartu Kredit dengan Bijak
Ini bagian penting. Kartu kredit bukan musuh, justru bisa memperkuat likuiditas harian. Jika digunakan dengan disiplin, kartu kredit membantu mengatur arus kas, memberi waktu fleksibel untuk pembayaran, dan bahkan menyediakan benefit tambahan.
Di sini, kamu bisa mempertimbangkan kartu kredit Skorcard karena:
- memudahkan pengaturan cash flow
- menawarkan transparansi limit
- memberikan Skorpoint yang bisa ditukar reward
- menyediakan KrisFlyer Miles yang bisa kamu kumpulkan untuk perjalanan
Semua ini membantu meningkatkan fleksibilitas likuiditas tanpa mengorbankan keamanan finansial.
4. Diversifikasi Aset
Gabungkan aset likuid dan non-likuid agar keuangan kamu tetap seimbang.
5. Kurangi Utang Konsumtif
Utang berlebihan bisa menggerus likuiditas dan membuat cash flow terganggu.

Liquidity dalam Dunia Investasi
Kalau kamu investor, memahami apa itu liquidity akan membantu dalam:
- menentukan strategi cut loss
- memilih saham yang aman untuk jangka pendek
- menghindari saham yang susah keluar (stuck)
- memperkirakan potensi kerugian saat menjual aset
Investor profesional bahkan memeriksa likuiditas sebelum melihat valuasi perusahaan. Tanpa likuiditas, analisis fundamental jadi kurang relevan.
Baca juga: Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana untuk Sehari-hari atau Usaha Rumahamu
Kesimpulan
Sekarang kamu sudah memahami apa itu liquidity, fungsi, contoh, risiko, serta bagaimana cara mengelolanya agar keuangan kamu tetap sehat. Liquidity adalah salah satu fondasi utama dalam membangun stabilitas finansial. Semakin tinggi likuiditas kamu, semakin siap kamu menghadapi situasi apa pun.
Dan kalau kamu ingin meningkatkan fleksibilitas likuiditas sekaligus mendapatkan keuntungan tambahan, mempertimbangkan kartu kredit Skorcard bisa menjadi langkah cerdas untuk memperkuat cash flow harian kamu.
FAQ seputar Liquidity
- Apa itu liquidity dalam keuangan?
Liquidity adalah kemampuan suatu aset untuk diubah menjadi uang tunai dengan cepat tanpa membuat nilainya turun secara signifikan. Semakin likuid sebuah aset, semakin mudah kamu menggunakannya untuk kebutuhan mendadak atau peluang investasi.
- Kenapa liquidity penting dalam keuangan pribadi?
Karena likuiditas menentukan seberapa siap kamu menghadapi kondisi darurat, mengatur cash flow, serta mengambil keputusan finansial tanpa harus menjual aset dengan rugi. Tanpa likuiditas yang baik, keuangan pribadi bisa cepat terganggu.
- Contoh aset yang likuid itu apa saja?
Contoh aset likuid termasuk uang tunai, tabungan, deposito, e-wallet, reksadana pasar uang, hingga saham dengan volume transaksi tinggi. Aset illiquid contohnya properti, kendaraan, atau barang koleksi.
- Bagaimana cara meningkatkan liquidity pribadi?
Beberapa cara termasuk: membuat dana darurat, mengelola arus kas, memakai kartu kredit secara bijak, memilih instrumen investasi likuid, serta menghindari utang konsumtif. Kartu kredit Skorcard juga bisa bantu meningkatkan fleksibilitas likuiditas melalui fitur limit yang jelas serta reward seperti Skorpoint dan KrisFlyer.
- Apa risikonya jika liquidity rendah?
Risikonya termasuk kesulitan memenuhi pengeluaran mendadak, hilangnya peluang investasi, gangguan cash flow, dan bahkan risiko gagal bayar. Dalam bisnis, likuiditas rendah bisa menyebabkan operasional tidak stabil.


Leave a Reply