Ketika kamu mulai serius ingin menata masa depan finansial, menabung saja nggak cukup. Inflasi pelan-pelan bisa “memakan” nilai uangmu kalau tidak dikelola dengan bijak. Karena itu, investasi adalah langkah penting agar uangmu bisa bekerja dan tumbuh seiring waktu.
Tapi, dari sekian banyak pilihan di luar sana, mungkin kamu masih bingung: jenis-jenis investasi apa yang cocok untukku? Kali ini kita akan bahas 10 jenis investasi paling populer di Indonesia, lengkap dengan kelebihan, risiko, serta cara memulainya. Yuk, simak satu per satu!
Baca juga: 7 Aplikasi Investasi Terbaik di Indonesia untuk Pemula
Jenis-Jenis Investasi
1. Tabungan Berjangka
Kalau kamu masih di tahap awal belajar keuangan, tabungan berjangka bisa jadi pilihan aman dan sederhana. Bank akan “mengunci” uangmu selama periode tertentu, biasanya 6 bulan hingga 2 tahun, dengan bunga lebih tinggi dari tabungan biasa.
Kelebihan:
- Risiko rendah dan dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
- Melatih disiplin finansial karena dana tidak bisa diambil sebelum jatuh tempo.
Risiko:
- Keuntungan terbatas.
- Tidak fleksibel jika kamu butuh dana darurat.
Cara Memulai: Datangi bank pilihanmu untuk buka rekening tabungan berjangka. Tentukan nominal setoran bulanan, periode simpanan, serta tanggal autodebet. Kamu bisa mulai dari nominal kecil, misalnya Rp500 ribu per bulan.

2. Deposito
Masih satu kategori dengan tabungan, deposito adalah jenis investasi dengan sistem simpanan berjangka tapi dengan bunga lebih tinggi. Bedanya, kamu menyetor sejumlah uang sekaligus di awal serta tidak bisa mencairkannya sebelum jatuh tempo tanpa penalti.
Kelebihan:
- Aman karena dijamin LPS.
- Bunga tetap dan bisa diprediksi hasilnya.
Risiko:
- Tidak likuid, dana terkunci hingga jatuh tempo.
- Imbal hasil lebih rendah dibanding investasi pasar modal.
Cara Memulai: Kunjungi bank pilihanmu, tentukan jangka waktu (1, 3, 6, 12 bulan), lalu pilih sistem bunga (bulanan atau tahunan). Banyak bank kini juga menawarkan deposito online, lebih praktis tanpa harus ke cabang.
Baca juga: Perbedaan Tabungan dan Investasi: Mana yang Lebih Menguntungkan?
3. Reksa Dana
Jika kamu ingin berinvestasi tapi tak punya banyak waktu untuk riset pasar, reksa dana adalah jenis investasi paling realistis untukmu. Dana kamu akan dikelola oleh manajer investasi profesional yang menempatkannya di berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
Kelebihan:
- Mudah diakses, bahkan dengan modal kecil (mulai Rp10 ribu).
- Diversifikasi otomatis, sehingga risiko tersebar.
Risiko:
- Nilai unit bisa naik-turun tergantung kinerja pasar.
- Biaya manajemen dan administrasi.
Cara Memulai: Unduh aplikasi investasi terpercaya seperti Bibit, Bareksa, atau Tanamduit. Lakukan profil risiko, pilih jenis reksa dana (pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham), dan mulai investasi rutin.

4. Saham
Kalau kamu mencari jenis investasi dengan potensi return tinggi, saham bisa jadi pilihan utama. Dengan membeli saham, kamu menjadi pemilik sebagian kecil dari suatu perusahaan. Keuntungannya bisa datang dari kenaikan harga saham (capital gain) serta pembagian laba (dividen).
Kelebihan:
- Potensi keuntungan tinggi dalam jangka panjang.
- Bisa dimulai dengan modal kecil melalui aplikasi sekuritas.
Risiko:
- Harga sangat fluktuatif.
- Membutuhkan pengetahuan serta mental kuat menghadapi pasar.
Cara Memulai: Buka akun sekuritas di aplikasi seperti Bibit, IPOT, Ajaib, atau Stockbit. Pelajari analisis fundamental dan teknikal, lalu mulai beli saham perusahaan dengan prospek baik. Investasikan secara berkala, bukan spekulatif.
Baca juga: Investasi untuk Pemula: Mulai dari Mana? Ini Panduan Awalnya
5. Obligasi
Kalau kamu ingin investasi stabil tapi hasilnya lebih tinggi dari deposito, obligasi bisa jadi pilihan tepat. Jenis investasi ini adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan. Kamu memberikan pinjaman dan akan menerima bunga (kupon) secara berkala.
Kelebihan:
- Imbal hasil tetap.
- Risiko relatif rendah (terutama untuk obligasi pemerintah).
Risiko:
- Tidak likuid jika dijual sebelum jatuh tempo.
- Terpengaruh oleh kondisi suku bunga pasar.
Cara Memulai: Kamu bisa membeli ORI (Obligasi Ritel Indonesia) atau Sukuk Ritel (SR) melalui bank atau aplikasi mitra distribusi seperti BRI, Mandiri, atau Bibit. Minimal pembelian biasanya mulai Rp1 juta.

6. Emas
Emas adalah jenis investasi klasik yang nggak lekang oleh waktu. Nilainya cenderung naik dari tahun ke tahun serta sering dijadikan pelindung nilai (hedging) terhadap inflasi.
Kelebihan:
- Nilai stabil dan mudah dicairkan.
- Cocok untuk investasi jangka panjang.
Risiko:
- Tidak menghasilkan pendapatan pasif.
- Harga bisa stagnan dalam jangka pendek.
Cara Memulai: Kamu bisa membeli emas batangan dari Antam, Pegadaian, atau toko emas terpercaya. Alternatif lain, gunakan platform digital seperti Tokopedia Emas atau Pluang untuk beli emas mulai dari 0,01 gram.
Baca juga: Lebih Baik Kontrak atau Beli Rumah? Simak Perbandingannya
7. Properti
Investasi properti cocok untuk kamu yang punya modal besar serta berpikir jangka panjang. Properti seperti rumah, apartemen, atau tanah cenderung mengalami kenaikan nilai seiring waktu, apalagi di lokasi strategis.
Kelebihan:
- Nilai cenderung naik.
- Bisa memberikan passive income lewat sewa.
Risiko:
- Butuh modal besar dan biaya perawatan.
- Tidak mudah dicairkan dalam waktu singkat.
Cara Memulai: Tentukan lokasi yang potensial, riset harga pasar, serta perhitungkan biaya tambahan (pajak, notaris, renovasi). Kamu juga bisa mulai dari properti kecil seperti kos-kosan atau apartemen studio untuk disewakan.

8. Peer-to-Peer (P2P) Lending
Di era digital, P2P lending menjadi alternatif jenis investasi menarik bagi investor modern. Kamu bisa meminjamkan dana ke individu atau UMKM melalui platform fintech untuk memperoleh bunga dari pengembalian pinjaman.
Kelebihan:
- Return tinggi (8-15% per tahun).
- Akses mudah lewat aplikasi online.
Risiko:
- Risiko gagal bayar jika peminjam tidak mampu mengembalikan.
- Tidak dijamin pemerintah.
Cara Memulai: Pilih platform legal berizin OJK. Lakukan diversifikasi pinjaman ke banyak borrower untuk mengurangi risiko.
Baca juga: Memahami Pentingnya Literasi Keuangan dalam Kehidupan Sehari-hari
9. Cryptocurrency
Cryptocurrency atau aset kripto seperti Bitcoin hingga Ethereum kini semakin diminati, terutama oleh investor muda yang tech-savvy. Meski potensinya besar, volatilitasnya juga tinggi, jadi perlu pemahaman ekstra sebelum terjun.
Kelebihan:
- Potensi return sangat tinggi.
- Akses global dan likuiditas tinggi.
Risiko:
- Fluktuasi harga ekstrem.
- Risiko keamanan digital.
Cara Memulai: Gunakan platform resmi terdaftar Bappebti seperti Indodax, Tokocrypto, atau Pintu. Mulailah dengan nominal kecil, gunakan dana dingin, dan simpan aset di wallet aman.
Tips Memilih Jenis Investasi yang Tepat
Sebelum menaruh uangmu ke salah satu dari jenis-jenis investasi di atas, pastikan kamu sudah tahu:
- Tujuan keuanganmu: untuk dana pensiun, beli rumah, atau liburan?
- Jangka waktunya: jangka pendek, menengah, atau panjang?
- Profil risikomu: apakah kamu tipe konservatif, moderat, atau agresif?
Diversifikasikan portofolio agar stabil. Kombinasikan investasi rendah risiko (seperti deposito atau reksa dana pasar uang) dengan investasi potensial tinggi (seperti saham atau properti).
Atur Keuangan Lebih Mudah dengan Skorcard
Selain memilih jenis investasi yang tepat, jangan lupa menjaga cash flow tetap sehat. Salah satu cara praktisnya adalah menggunakan Skorcard, kartu kredit pintar yang bantu kamu atur pengeluaran bulanan, bayar tagihan tepat waktu, serta tetap fleksibel.
Dengan Skorcard, kamu juga bisa kumpulkan Skorpoint yang bisa ditukar dengan berbagai reward menarik, termasuk KrisFlyer miles untuk kamu yang suka traveling. Praktis, hemat, dan penuh keuntungan.
Kesimpulan
Investasi bukan sekadar mengejar keuntungan, tapi juga tentang membangun keamanan finansial jangka panjang. Mulailah dari yang kamu pahami, pelajari risikonya, serta lakukan secara konsisten.
Dengan memahami berbagai jenis-jenis investasi di atas serta mengelola keuangan cerdas bersama Skorcard, kamu bisa membuka jalan menuju masa depan finansial yang lebih aman, produktif, dan penuh peluang.
FAQ Seputar Jenis-Jenis Investasi
- Apa saja jenis-jenis investasi yang paling populer di Indonesia?
Beberapa jenis-jenis investasi yang paling populer di Indonesia antara lain tabungan berjangka, deposito, reksa dana, saham, obligasi, emas, properti, P2P lending, hingga cryptocurrency. Masing-masing punya karakteristik, risiko, serta potensi keuntungan yang berbeda, jadi sebaiknya sesuaikan dengan tujuan keuangan dan profil risiko kamu.
- Jenis investasi apa yang paling cocok untuk pemula?
Untuk pemula, sebaiknya mulai dari investasi berisiko rendah seperti reksa dana pasar uang, deposito, atau emas digital. Jenis-jenis investasi ini mudah diakses, modalnya kecil, dan tidak membutuhkan analisis mendalam. Setelah lebih paham, kamu bisa mulai eksplor ke saham atau obligasi ritel.
- Berapa modal minimal untuk mulai investasi?
Modal investasi sekarang tidak perlu besar. Dengan aplikasi investasi digital, kamu bisa mulai dari Rp10 ribu untuk reksa dana, Rp100 ribu untuk P2P lending, atau 0,01 gram untuk emas digital. Prinsipnya, bukan seberapa besar kamu mulai, tapi seberapa konsisten kamu berinvestasi setiap bulan.
- Mana yang lebih menguntungkan: investasi emas atau saham?
Keduanya sama-sama menguntungkan, tergantung tujuan kamu. Emas cocok untuk jangka panjang dan melindungi nilai uang dari inflasi. Sedangkan saham punya potensi return lebih tinggi tapi juga risikonya lebih besar. Idealnya, kombinasikan keduanya untuk portofolio yang seimbang.
- Apa perbedaan antara investasi jangka pendek dan jangka panjang?
- Investasi jangka pendek biasanya berlangsung di bawah 1 tahun, contohnya reksa dana pasar uang, deposito, atau P2P lending. Tujuannya menjaga likuiditas dan keamanan dana.
- Investasi jangka panjang bisa 3-10 tahun ke atas, seperti saham, properti, atau emas. Tujuannya membangun kekayaan dan melawan inflasi.


Leave a Reply