Apa itu kebutuhan Tersier - Freepik

Kebutuhan Tersier: Contoh, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Primer & Sekunder

Dalam kehidupan manusia, kebutuhan selalu berkembang mengikuti zaman. Sejak dahulu hingga sekarang, tidak ada satu pun orang yang bisa lepas dari kebutuhan sehari-hari. Secara garis besar, kebutuhan terbagi menjadi tiga kategori utama: primer, sekunder, dan tersier.

Kebutuhan tersier menarik untuk dibahas karena sifatnya unik, tidak mendesak, tetapi sangat diinginkan. Sering kali justru kebutuhan inilah yang mendorong seseorang bekerja lebih keras, mengejar karier lebih tinggi, atau menambah sumber penghasilan. Memahami kebutuhan tersier, mulai dari contoh, ciri-ciri, hingga bedanya dengan kebutuhan primer serta sekunder, bisa membantu kamu mengelola keuangan lebih bijak.

Baca juga: Hedon vs Healing: Beda Tipis Tapi Dampaknya Bisa Jauh di Kantong

Apa Itu Kebutuhan Tersier?

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan yang muncul setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Sederhananya, kebutuhan ini bukan soal bertahan hidup, tapi soal meningkatkan kualitas hidup, status sosial, hingga kepuasan pribadi.

Seorang ekonom, Abraham Maslow, melalui Hierarchy of Needs, menjelaskan bahwa manusia pada akhirnya ingin mencapai penghargaan diri (esteem) dan aktualisasi diri (self-actualization). Nah, kebutuhan tersier masuk dalam fase ini karena biasanya berhubungan dengan pengakuan sosial, prestise, serta simbol pencapaian.

Contohnya, orang yang sudah punya rumah sederhana (primer) atau kendaraan untuk mobilitas (sekunder), mungkin akan menginginkan rumah mewah di kawasan elit atau mobil sport keluaran terbaru (tersier).

Apa itu kebutuhan Tersier
Sumber gambar: Freepik

Contoh Kebutuhan Tersier

Bentuk kebutuhan tersier bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung kondisi ekonomi, lingkungan sosial, serta gaya hidup. Berikut contoh dari kebutuhan tersier paling umum:

  1. Kendaraan mewah
    Mobil sport, SUV premium, atau bahkan motor besar (moge).
  2. Perhiasan & fashion branded
    Emas, berlian, jam tangan mewah, hingga tas high-end.
  3. Hunian mewah
    Rumah bergaya modern di lokasi strategis atau apartemen eksklusif.
  4. Gadget high-end
    Smartphone flagship terbaru, laptop gaming, atau perangkat audio premium.
  5. Gaya hidup premium
    Traveling ke luar negeri, fine dining, hingga membership klub eksklusif.
  6. Hobi bernilai tinggi
    Koleksi mobil antik, alat musik langka, atau karya seni original.

Di era modern, kebutuhan tersier juga semakin luas. Misalnya, banyak orang menganggap experience seperti liburan ke destinasi eksotis atau menonton konser internasional juga bagian dari kebutuhan tersier.

Baca juga: Self Reward: Hadiah untuk Diri Sendiri atau Alasan Boros?

Ciri-Ciri Kebutuhan Tersier

Untuk membedakannya dari kebutuhan lain, berikut ciri khas dari kebutuhan tersier:

1. Tidak mendesak

Tidak terpenuhinya kebutuhan ini tidak berpengaruh langsung terhadap kelangsungan hidup sehari-hari. Namun, banyak orang tetap merasa “kurang lengkap” jika belum memilikinya, terutama ketika lingkungannya sudah terbiasa dengan gaya hidup tertentu.

2. Meningkatkan status sosial

Barang atau jasa yang dipilih biasanya jadi simbol prestise. Misalnya, mengenakan fashion dari merek ternama atau mengendarai mobil mewah bukan sekadar soal fungsi, tetapi juga citra yang ingin ditampilkan di hadapan orang lain.

3. Bersifat fleksibel dan dinamis

Kebutuhan tersier sering kali mengikuti perkembangan zaman dan tren. Contoh paling mudah: smartphone flagship. Tahun lalu dianggap mewah, tahun ini bisa saja sudah dianggap standar biasa karena teknologi baru terus hadir.

4. Dipengaruhi lingkungan sosial

Lingkungan kerja, teman, hingga komunitas sering membentuk standar kebutuhan tersier seseorang. Misalnya, seseorang yang bergaul di lingkungan pebisnis mungkin merasa wajar menjadikan golf atau jam tangan mahal sebagai bagian dari kebutuhan tersier.

5. Cenderung mahal

Sebagian besar kebutuhan tersier memang memerlukan biaya besar karena nilainya terletak pada kualitas, keunikan, dan prestise. Justru di situlah daya tariknya, mereka yang bisa memenuhinya dianggap memiliki pencapaian lebih tinggi secara finansial.

Apa itu kebutuhan Tersier
Sumber gambar: Freepik

Bedanya Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier

Agar lebih jelas, mari bandingkan ketiganya:

  • Kebutuhan Primer: kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi agar manusia bisa bertahan hidup. Contoh: makanan bergizi, pakaian layak, dan tempat tinggal.
  • Kebutuhan Sekunder: kebutuhan penunjang untuk kenyamanan hidup. Contoh: sepeda motor, internet, furnitur, atau alat rumah tangga.
  • Kebutuhan Tersier: kebutuhan tambahan untuk prestise, gaya hidup, atau kepuasan emosional. Contoh: mobil mewah, liburan ke Eropa, fashion branded.

Bedanya terletak pada urgensi. Jika primer = wajib, sekunder = penting, maka tersier = tambahan yang meningkatkan nilai diri.

Baca juga: Impulsive Buying: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengendalikannya

Mengapa Kebutuhan Tersier Tetap Penting?

Meskipun bukan kebutuhan pokok, kebutuhan tersier punya fungsi psikologis serta sosial cukup signifikan. Beberapa di antaranya:

  • Motivasi finansial
    Banyak orang bekerja lebih keras agar bisa membeli rumah mewah atau liburan ke destinasi impian.
  • Simbol pencapaian
    Pencapaian finansial seringkali diwujudkan dalam bentuk kepemilikan barang atau pengalaman tersier.
  • Kebanggaan diri
    Memenuhi kebutuhan tersier bisa meningkatkan rasa percaya diri.
  • Pengaruh sosial
    Dalam masyarakat modern, kebutuhan tersier sering menjadi penanda kelas sosial.

Cara Mengelola Kebutuhan Tersier Secara Bijak

Karena sifatnya lebih ke arah wants daripada needs, kebutuhan tersier harus dikelola agar tidak menimbulkan masalah keuangan. Untuk mengelola kebutuhan tersier lebih baik, kamu bisa mencoba tips-tips berikut:

  1. Pastikan kebutuhan dasar terpenuhi
    Jangan kejar kebutuhan tersier kalau kebutuhan primer dan sekunder belum aman.
  2. Buat anggaran khusus
    Sisihkan maksimal 10-20% dari penghasilan untuk kebutuhan tersier agar tidak mengganggu tabungan dan investasi.
  3. Jadikan sebagai reward, bukan rutinitas
    Misalnya, liburan mewah setelah berhasil mencapai target kerja tahunan.
  4. Gunakan instrumen keuangan cerdas
    Memanfaatkan kartu kredit yang tepat bisa membuat kebutuhan tersier lebih terjangkau sekaligus menguntungkan.

Di sinilah Skorcard bisa jadi solusi. Selain memudahkan transaksi kebutuhan tersier, Skorcard juga memberikan reward berupa Skorpoint yang bisa ditukar dengan berbagai keuntungan, termasuk KrisFlyer miles untuk perjalanan ke luar negeri. Jadi, belanja kebutuhan tersier tidak lagi sekadar konsumsi, tapi juga investasi pengalaman.

Baca juga: Smart Spending: Belanja Boleh, Asal Pakai Strategi Ini

Kesimpulan

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan yang muncul setelah kebutuhan dasar dan kenyamanan hidup tercapai. Contohnya mencakup kendaraan mewah, liburan premium, fashion branded, hingga perhiasan. Ciri khasnya adalah tidak mendesak, lebih fleksibel, serta sering menjadi simbol status sosial.

Meskipun bukan kebutuhan wajib, kebutuhan tersier tetap penting sebagai motivasi, kebanggaan, hingga simbol pencapaian. Selama dikelola dengan bijak, kebutuhan ini bisa memberi kepuasan tanpa mengganggu stabilitas keuangan.

Jangan lupa, gunakan alat keuangan pintar seperti Skorcard supaya kebutuhan tersier yang kamu penuhi justru memberi manfaat tambahan, bukan beban finansial.


FAQ seputar Kebutuhan Tersier

  1. Apa contoh dari kebutuhan tersier?

Contoh kebutuhan tersier antara lain mobil mewah, perhiasan, rumah di kawasan elit, gadget high-end terbaru, liburan ke luar negeri, hingga fashion branded. Semua itu tidak wajib untuk hidup sehari-hari, tetapi memberi nilai prestise serta kepuasan pribadi.

  1. Apa yang dimaksud dengan tersier?

Tersier adalah kategori kebutuhan manusia yang sifatnya tambahan atau pelengkap setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Umumnya, kebutuhan tersier berkaitan dengan kemewahan, gaya hidup, serta simbol status sosial.

  1. Apa perbedaan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier?

Kebutuhan primer adalah kebutuhan dasar (makanan, pakaian, tempat tinggal), sekunder adalah kebutuhan penunjang kenyamanan (internet, transportasi, perabot), sementara kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan seperti barang mewah atau pengalaman premium.

  1. Mengapa kebutuhan tersier penting?

Walaupun tidak mendesak, kebutuhan tersier penting karena bisa menjadi motivasi finansial, simbol pencapaian, dan sumber kepuasan emosional. Dengan pengelolaan yang tepat, kebutuhan ini bisa mendukung gaya hidup tanpa mengganggu stabilitas keuangan.

  1. Bagaimana cara mengelola kebutuhan tersier dengan bijak?

Kamu bisa mengelolanya dengan membuat anggaran khusus, menjadikannya reward atas pencapaian, serta memanfaatkan instrumen keuangan pintar seperti kartu kredit yang memberikan poin atau reward tambahan.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *