Saat hendak menilai apakah kondisi keuangan suatu perusahaan sehat atau tidak, rasio keuangan jadi alat analisis yang paling sering digunakan. Melalui angka-angka di laporan keuangan, kamu bisa melihat seberapa efisien perusahaan mengelola aset, utang, dan modalnya.
Tapi jangan salah, rasio keuangan tak cuma berguna buat analis saham atau akuntan aja, kamu yang ingin mengatur keuangan pribadi juga bisa belajar banyak dari konsep ini. Yuk, kita bahas lebih dalam!
Baca juga: 7 Aplikasi Keuangan Terbaik untuk Atur Uang Lebih Mudah
Apa Itu Rasio Keuangan?
Secara sederhana, rasio keuangan adalah perbandingan antara dua atau lebih pos dalam laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, atau arus kas, untuk menilai performa dan stabilitas finansial suatu entitas.
Misalnya, kamu bisa membandingkan total aset dengan total liabilitas untuk mengetahui seberapa besar ketergantungan perusahaan terhadap utang. Semakin rendah utang dibanding aset, semakin sehat kondisi finansialnya.
Selain itu, analisis rasio keuangan juga membantu kamu melihat tren kinerja dari waktu ke waktu. Apakah profit meningkat? Apakah efisiensi menurun? Semua bisa terjawab lewat angka-angka ini.

Fungsi dan Manfaat Rasio Keuangan
Rasio keuangan berperan penting dalam pengambilan keputusan. Beberapa manfaat utamanya adalah:
- Menilai kesehatan keuangan
Apakah perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. - Membantu pengambilan keputusan investasi
Investor menggunakan rasio untuk membandingkan performa antar perusahaan. - Mengetahui efisiensi operasional
Rasio keuangan membantu melihat seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya.
- Perencanaan keuangan pribadi
Prinsip serupa juga bisa kamu terapkan untuk keuangan pribadi, misalnya menghitung rasio utang terhadap pendapatan.
Baca juga: Panduan Manajemen Keuangan Pribadi: Cocok untuk Pekerja Awal Karier
Jenis-Jenis Rasio Keuangan yang Perlu Kamu Tahu
Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan, tergantung dari aspek apa yang ingin dianalisis. Berikut beberapa kelompok utama beserta contohnya:
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, atau sederhananya: seberapa cepat perusahaan bisa melunasi utang yang segera jatuh tempo.
- Current Ratio (Rasio Lancar) = Aset Lancar / Kewajiban Lancar
- Quick Ratio (Rasio Cepat) = (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar
Jika nilainya tinggi, artinya perusahaan punya cukup aset lancar untuk menutupi kewajiban tanpa harus menjual aset tetap. Tapi kalau terlalu tinggi, bisa juga menandakan perusahaan kurang efisien dalam menggunakan asetnya.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang, termasuk utang besar seperti pinjaman bank atau obligasi.
- Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang / Ekuitas
- Debt to Asset Ratio = Total Utang / Total Aset
Rasio ini menggambarkan struktur permodalan perusahaan. Kalau rasio utang terlalu tinggi, artinya perusahaan lebih bergantung pada pinjaman, sehingga bisa memperbesar risiko dan beban bunga di masa depan. Namun, sedikit utang juga bisa berarti perusahaan kurang agresif dalam ekspansi.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan dan aset yang dimiliki.
- Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan
- Net Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan
- Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) juga termasuk dalam kategori ini.
Semakin tinggi rasio profitabilitas, semakin baik kemampuan perusahaan mengubah pendapatan menjadi laba bersih. Investor dan pemilik bisnis biasanya menjadikan rasio ini sebagai ukuran utama kesuksesan kinerja keuangan.
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk menilai seberapa efisien perusahaan memanfaatkan sumber dayanya dalam menghasilkan pendapatan.
- Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Persediaan
- Total Asset Turnover = Penjualan / Total Aset
Rasio aktivitas yang baik menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola aset secara produktif tanpa ada aset menganggur terlalu lama. Sebaliknya, nilai yang rendah bisa menandakan penumpukan stok atau penggunaan aset secara kurang optimal.
5. Rasio Valuasi
Rasio valuasi umumnya digunakan oleh investor untuk menilai apakah saham suatu perusahaan tergolong undervalued (murah) atau overvalued (mahal) di pasar.
- Price to Earnings Ratio (P/E) = Harga Saham / Laba per Saham
- Price to Book Value (P/BV) = Harga Saham / Nilai Buku
Rasio ini membantu investor menentukan harga wajar suatu saham berdasarkan kinerja dan nilai bukunya. P/E yang terlalu tinggi bisa berarti harga saham sudah terlalu mahal dibanding laba yang dihasilkan, sementara P/BV di bawah 1 sering dianggap peluang emas bagi investor value investing.

Cara Menghitung Rasio Keuangan
Untuk menghitung rasio keuangan, kamu hanya perlu data dari laporan keuangan (neraca dan laba rugi). Berikut contoh sederhana:
Contoh Kasus: Sebuah perusahaan punya aset lancar sebesar Rp500 juta dan kewajiban lancar Rp250 juta.
Current Ratio = 500 juta / 250 juta = 2,0
Artinya, setiap Rp1 utang jangka pendek ditopang oleh Rp2 aset lancar, menunjukkan kondisi keuangan yang sehat.
Kamu juga bisa menerapkan konsep serupa untuk keuangan pribadi. Misalnya, hitung rasio utang pribadi terhadap pendapatan bulanan untuk tahu apakah beban cicilanmu masih aman atau perlu dikurangi.
Baca juga: 7 Langkah Mudah Mulai Perencanaan Keuangan Pribadi di Usia Muda
Pentingnya Memahami Rasio Keuangan dalam Kehidupan Pribadi
Memahami jenis-jenis rasio keuangan bukan cuma penting buat analis perusahaan, tapi juga buat kamu yang ingin lebih bijak dalam mengatur uang. Dengan memantau rasio seperti rasio utang terhadap penghasilan atau rasio tabungan terhadap pendapatan, kamu bisa mengukur seberapa stabil kondisi finansialmu sendiri.
Kalau kamu ingin lebih mudah mengelola keuangan sekaligus membangun skor kredit, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengajukan kartu kredit Skorcard. Selain membantu atur transaksi serta tagihan dengan lebih rapi, Skorcard juga memberikan keuntungan tambahan seperti Skorpoint dan KrisFlyer yang bisa kamu tukar untuk berbagai benefit menarik.
Kesimpulan
Rasio keuangan adalah alat penting untuk menilai performa finansial, baik perusahaan maupun individu. Dengan memahami jenis-jenis rasio keuangan serta cara menghitungnya, kamu bisa membaca kondisi keuangan lebih objektif serta mengambil keputusan lebih bijak.
Gunakan pengetahuan ini untuk menganalisis situasi keuanganmu sendiri. Dan, kalau kamu ingin mengoptimalkan pengelolaan keuangan pribadi, Skorcard bisa jadi partner untuk membantu kamu tetap on track sekaligus mendapatkan berbagai keuntungan ekstra.
FAQ Seputar Rasio Keuangan
- Apa yang dimaksud dengan rasio keuangan?
Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua atau lebih angka dalam laporan keuangan untuk menilai kinerja, efisiensi, hingga kesehatan finansial suatu perusahaan. Rasio ini membantu kamu memahami kondisi keuangan tanpa harus membaca laporan panjang secara detail.
- Apa saja jenis-jenis rasio keuangan yang paling penting?
Beberapa jenis-jenis rasio keuangan paling sering digunakan meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas, serta valuasi. Masing-masing memberikan sudut pandang berbeda dalam menganalisis performa keuangan perusahaan.
- Mengapa rasio keuangan penting bagi investor dan pebisnis?
Rasio keuangan membantu investor hingga pebisnis membuat keputusan lebih akurat. Misalnya, investor bisa tahu apakah perusahaan cukup untung untuk diinvestasikan, sementara pebisnis bisa menilai efisiensi dan stabilitas usaha mereka sendiri.
- Bagaimana cara menghitung rasio keuangan yang benar?
Cara menghitung rasio keuangan tergantung pada jenisnya. Umumnya, kamu hanya perlu data dari laporan keuangan seperti aset, utang, dan laba. Misalnya, Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar. Hasilnya bisa dibandingkan dengan standar industri atau tren dari periode sebelumnya.
- Apakah konsep rasio keuangan bisa diterapkan untuk keuangan pribadi?
Tentu bisa! Prinsip rasio keuangan juga relevan untuk personal finance. Misalnya, kamu bisa menghitung rasio utang terhadap pendapatan untuk menilai apakah beban cicilanmu masih sehat. Dan kalau ingin bantu kelola keuangan lebih efisien, kamu bisa pakai Skorcard, kartu kredit yang memudahkan pengaturan pengeluaran dan memberi benefit ekstra seperti Skorpoint dan KrisFlier.


Leave a Reply